REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEH -- Dompet Dhuafa lewat program Dai Ambassador (Dai Internasional) mengutus Ustaz Rochmad MA untuk melaksanakan sosialisasi Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) di Pelabuhan Nan Fang Ao, Pesisir Taiwan sebelah Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama satu pekan, yaitu mulai tanggal 3 sampai 10 Ramadhan 1439 H (17 sampai dengan 26 Mei 2018).
Sosialisasi ini berpusat di Masjid Baitul Muslimin, masjid para pelaut Indonesia biasa melakukan aktivitas keagamaan dan sosial. “Selain itu sosialisasi juga diadakan di Mushala Ainul Yaqin yang berada tidak jauh dari Masjid Baitul Muslimin,” kata Ustaz Rochmad MA dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/5).
Ia menambahkan, sosialisasi ZISWAF ini tentu saja telah mendapatkan persetujuan dari para pengurus pelabuhan Nan Fang Ao. “Dompet Dhuafa sudah 25 tahun mengabdi kepada negeri dan selalu bekerja sama dengan KBRI/KJRI dalam kegiatan internasionalnya. Artinya bahwa Dompet Dhuafa telah mendapat legalitas yang kuat dari Pemerintah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, sosialisasi diadakan setelah shalat Tarawih dan shalat Subuh yang diawali dengan tausiyah keagamaan. “Yang menarik bahwa Masjid Baitul Muslimin selalu penuh dengan jamaah shalat lima waktu di tengah kesibukan para jamaah bekerja di laut. Para jamaah pun selalu antusias dalam menyimak setiap sosialisasi yang disampaikan termasuk tausiyah keagamaan,” tuturnya.
Setelah tausiyah dan sosialisasi, para jamaah pun langsung melempar beberapa pertanyaan serta keluh kesah dari aktivitas mereka sebagai anak buah kapal (ABK).
Sosialisasi ZISWAF di Musholla Ainul Yaqin, Taiwan.
Para ABK 95 persen berasal dari Jawa Tengah bagian pantura dan pesisir, mulai dari Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang. Sisanya berasal dari Jawa Timur dan Bali. Mereka bersinergi dengan baik dalam sebuah wadah organisasi yang kuat, yaitu Forum Komunikasi Pelaut Indonesia Taiwan (FKPIT).
“Data yang kami peroleh, terdapat 260.000 pekerja migran Indonesia di Taiwan. Dari jumlah tersebut, yang berprofesi sebagai ABK yang menopang industri perikanan Taiwan berjumlah sekitar 700-800 WNI,” ungkap Bagian Ketenagakerjaan pada Komunikasi Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan.
Menurut Rochmad, ini merupakan potensi yang sangat besar jika dapat diarahkan ke ranah ZISWAF. “Bukan hanya charity, namun lebih kepada pemberdayaan, sehingga dapat menaikkan posisi para mustahik menjadi muzakki,” ujarnya.
Dalam sosialisasi ini Rochmad menemukan beberapa permasalahan. Di antaranya adalah tidak semua ABK mengerti bahwa ZISWAF sangat penting bagi kaum dhuafa. “Sehingga, perlu cara dan penyampaian yang tepat guna meyakinkan kepada mereka akan pentingnya ZISWAF dalam waktu yang cukup singkat,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, ada beberapa dari mereka yang masih belum mengenal Dompet Dhuafa. Namun akhirnya setelah penjelasan berkali-kali mereka pun mengenal dengan baik apa itu Dompet Dhuafa.
“Setelah sosialisasi ini diharapkan para pelaut Indonesia sadar dan bersedia untuk mengeluarkan zakat, infaq, sedekah maupun wakaf kepada Dompet Dhuafa demi kemaslahatan kaum dhuafa di Indonesia,” papar Rochmad.