REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG---Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar mengatakan akan meneruskan pembangunan Pelabuh Patimban yang berada di Kabupaten Subang bila terpilih menjadi gubernur Jawa Barat di Pilgub Jabar 2018. "Insya Allah pembangunan Pelabuhan Patimban akan diteruskan mungkin saja 2020 sudah bisa beroperasi," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz di sela-sela kampanye di Kabupaten Subang, akhir pekan lalu.
Menurut Demiz, Jawa Barat perlu memilik pelabuhan terbesar untuk pergerakan barang. Karena, saat ini proses ekspor impor barang di Jabar hanya melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Dengan adanya pelabuhan nantinya daya saing masyarakat terhadap kebutuhan pokok semakin meningkat, karena memiliki harga barang relatif murah dari sebelumnya. Demiz mencontohkan, untuk mengirimkan rotan seperti di Ciremasa harus diekspor di Tanjungpriuk pasti mahal. Kalau Pelabuhan Patimban sudah ada, nantinya dari Cirebon ekspor rotan bisa lewat Patimban. Sehingga, ongkosnya lebih murah dan masyarakat untungnya besar. "Sekarang aja kan untuk mengekspor rotan dari Cirebon harus lewat Tanjung Priok pengerajin masih untung. Apalagi kalau biaya kirimnya murah kan pasti lebih untung lagi," katanya.
Selain itu, kata Demiz, dengan adanya pelabuhan Patimban serta Bandara Internasional Jawa Barat BIJB, ke depanya dapat meningkatkan pertumbuhan nilai ekonomi. "Kalau Infrastruktur semunya sudah ada, pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat, Kenapa? Karena banyak investor datang," katanya. Demiz menilai, dengan adanya berbagai infrastruktur di Jabar akan semakin menggerakan perekonomian. Karena, distrubusi orang maupun barang akan semakin mudah. Namun, selain infrastruktur ada hal lain yang harus diperbaiki. Yakni, masalah perizinan. Saat ini, proses perizinan di Indonesia masih cukup lama. "Bayangkan untuk memproses satu izin aja, di Indonesia butuh waktu 600 hari," kata Demiz.
Demiz menilai, ke depan lamanya waktu penerbitan izin ini harus segera diperbaiki. Agar, semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan dananya ke Indonesia khususnyab ke Jabar. Ia khawatir, kalau proses perizinan di Indonesia lama, maka banyak investor yang akan lari ke negara lain. Misalnya, Vietnam. "Ya kalau perizinannya lama sampai 600 hari, keburu habis waktunya buat investasi," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, memastikan BIJB akan terintegrasi dengan pelabuhan Patimban di Subang. Karena, Jarak dari BIJB ke Patimban sejauh 40 Km. Untuk aksesnya menggunakan jalan tol Cipali. "Dengan Patimban pasti harus terintegrasi ya lewat tol Cipali tentunya, nanti kan harus ada jalan tol baru ke Patimban dan akan dibangun," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher.
Untuk penamaan BIJB, saat ini masih belum ditentukan. Namun dari jajaran Pemprov Jabar telah menyepakati nama yang akan diusulkan ke pemerintah pusat adalah Bandara Internasional Abdul Halim. Abdul Halim sendiri merupakan tokoh perjuangan asal Majalengka dan telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional. "Kalau dari kita nama Bandaranya Abdul Halim dan akan segera diusulkan ke pusat. Tadi juga saya sudah berbicara langsung dengan Presiden Jokowi," katanya.