REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru berencana menyembelih sekitar 150 ribu ekor sapi sebagai upaya memberantas strain bakteri penyebab penyakit dari ternak sapi di negaranya. Politikus dan pemimpin industri ternak sapi di Selandia Baru mengumumkan rencana ambisius itu pada Senin (28/8).
Rencana itu akan menelan biaya 886 juta dolar Selandia Baru (813 juta dolar AS) atau setara Rp 8,5 triliun. Nantinya jika berhasil, ini akan menjadi pertama kalinya sebuah negara yang terinfeksi berhasil memusnahkan Mycoplasma bovis.
Peternakan merupakan industri vital bagi perekonomian di Selandia Baru, dimana metode isolasi telah berhasil melindungi negara ini dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi ternak di tempat lain. Juli lalu, pertama kalinya Mycoplasma bovis ditemukan di Selandia Baru.
Ditemukan di Eropa dan AS, bakteri ini dapat menyebabkan sapi mengembangkan mastitis, radang paru-paru, radang sendi dan penyakit lainnya. Penyakit ini tidak dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan pangan, tetapi menyebabkan peternakan mengalami kerugian produksi.
"Kabinet hari ini bersama dengan industri dan secara kolektif memutuskan mencoba pemberantasan penyakit Mycoplasma bovis dari Selandia Baru," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern.
Dia mengatakan keputusan ini dalam kerangka kemitraan dengan sektor pertanian kami untuk melindungi kawanan ternak nasional dan produktivitas jangka panjang dari basis ekonomi. "Ini adalah keputusan yang sulit dan saya berempati sepenuhnya dengan para petani yang mengalami penderitaan karena kehilangan ternak mereka," katanya.
"Kami telah memiliki tiga opsi di hadapan kita hari ini: pemberantasan bertahap, manajemen jangka panjang, atau tidak melakukan apa-apa. Rencana kami memberantas Mycoplasma bovis dari waktu ke waktu akan membutuhkan sumber daya yang signifikan dari kedua pemerintah dan industri, tetapi tidak melakukan tindakan apa-apa akan dapat mengakibatkan dampak yang lebih mahal," ujarnya.
AP / ABC
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.