REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan keamanan dari National Security Service tiba di Kota Tua Mosul untuk mengatasi situasi bentrok. Setidaknya satu petugas medis dari Hashd al-Shaabi dan satu personel polisi tewas pada Senin di Mosul Irak utara atas bentrokan antara kedua pihak, menurut sumber keamanan.
"Bentrokan bersenjata pecah antara polisi setempat (di Mosul) dan pasukan Hashd al-Shaabi di Kota Tua Mosul yang menyebabkan pembunuhan Ibrahim al-Khazaali, seorang perwira yang bertanggung jawab atas urusan medis di brigade Sayyid al-Shuhada yang berafiliasi dengan Hashd al-Shaabi, dan melukai dua lainnya," kata seorang kapten tentara Irak kepada Anadolu Agency, Selasa (29/5).
Bentrokan juga mengakibatkan pembunuhan satu personel polisi dan melukai tiga personel lainnya. Pasukan keamanan dari Dinas Keamanan Nasional tiba di Kota Tua Mosul untuk mengatasi situasi itu.
Sementara itu, letnan polisi setempat Ahmad Ismail al-Khafaji mengaitkan bentrokan dengan upaya Hashd al-Shaabi untuk menguasai markas besar polisi di kota itu. Pasukan dari Hashd al-Shaabi menyerbu markas besar resimen ketujuh ketika personel polisi sedang beristirahat.
"Mereka menyerang personil polisi dan mengancam akan membunuh mereka kecuali mereka segera mengevakuasi tempat itu," kata dia.
Ketika mereka menolak untuk mengevakuasi markas polisi, bentrokan meletus di antara kedua pihak. Tidak ada penjelasan yang dikeluarkan oleh komandan Hashd al-Shaabi.
Pasukan Irak mengumumkan telah merebut kembali Mosul dari organisasi teroris Daesh yang memproklamirkan diri, pada musim panas tahun lalu, setelah pertempuran selama sembilan bulan. Pasukan Hashd al-Shaabi tidak berpartisipasi dalam pertempuran untuk merebut kembali pusat kota, namun, kekalahan Daesh dan mengambil posisi permanen di sana.
Hashd al-Shaabi berjuang bersama pasukan Irak melawan Daesh selama tiga tahun, namun, mereka menghadapi tuduhan pelanggaran terhadap warga sipil, Sunni dan Kurdi di daerah-daerah. Para komandan Hashd al-Shaabi, telah menyangkal pelanggaran sistematis apa pun.