REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah baru Malaysia berjanji menyiarkan laporan tentang hilangnya pesawat Malaysia dengan nomor penerbangan MH370, yang sudah lama dinantikan. Pencarian MH370 di bawah air telah berakhir pada Selasa (28/5) .
Penerbangan MH370, yang membawa 239 orang, hilang dalam penerbangan dari Kualalumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014. Hal itu menjadikannya salah satu misteri terbesar dalam penerbangan di dunia.
Pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohammad mengatakan pekan lalu bahwa perusahaan eksplorasi dasar laut dari Amerika Serikat, Ocean Infinity akan mengakhiri pencariannya pada Selasa ini. Perusahaan tersebut telah menjelajah Samudra Hindia sejak Januari 2018. Pemerintahan Najib Razak sebelumnya menjanjikan dana 70 juta dolar AS jika perusahaan berkedudukan di Texas tersebut menemukan pesawat itu dalam 90 hari.
Menteri Perhubungan Malaysia Anthony Loke mengatakan, laporan lengkap atas hilangnya MH370 akan dipublikasikan dalam waktu dekat. Namun, dia tak menyebut tanggalnya. "Saya bisa jamin Anda bahwa laporan akhir dan lengkap akan dipublikasikan. Tak akan ada yang disembunyikan," kata dia Senin malam.
Ketika ditanya apakah laporan itu merujuk kepada unsur-unsur kontroversial dari kasus MH370, dia mengatakan, "Bagi saya, apapun unsur yang ada di dalamnya, kami akan siarkan."
Pada tahun lalu, pihak berwenang Australia mengatakan kapten MH370 telah menjelajahi sebuah rute di simulator di rumahnya, enam pekan sebelum pesawat hilang. Rute itu mirip dengan rute yang sesungguhnya diambil pesawat itu.
Peter Foley, yang memimpin usaha-usaha pencarian dari Biro Keselamatan Transportasi Australia, mengatakan dalam dengar pendapat di Senat Australia bahwa masukan-masukan untuk kendali pesawat telah dibuat untuk penerbangan. Tetapi ia tak dapat mengatakan apakah salah seorang pilot melakukan hal begitu.
Penyelidik Malaysia mengatakan pada 2015, mereka tak menemukan sesuatu yang mencurigakan dalam sejarah pribadi para pilot atau awak pesawat dari sisi medis dan keuangan.
Keputusan melibatkan Ocean Infinity diambil setelah Australia, Cina, dan Malaysia mengakhiri pencarian gagal senilai 159 juta dolar AS. Pencarian itu menjelajah kawasan seluas 120 ribu km persegi di Samudra Hindia pada tahun lalu.