Selasa 29 May 2018 15:55 WIB

Israel Tuduh 25 Mortir Lebih Ditembakkan dari Gaza

Sebagian besar mortir itu berhasil diadang oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Gaza setelah mendapat serangan dari pesawat-pesawat Israel, Kamis (17/5).
Foto: Fox News
Gaza setelah mendapat serangan dari pesawat-pesawat Israel, Kamis (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel mengatakan, militan di Gaza telah menembakkan lebih dari 25 mortir ke arah warga Israel selatan pada Selasa (29/5). Serangan ini tampaknya menjadi serangan tunggal terbesar yang dilakukan dari Gaza sejak perang Israel-Hamas pada 2014.

Menurut militer Israel, sebagian besar mortir itu berhasil diadang oleh sistem pertahanan Iron Dome dan tidak ada yang terluka. Serangan proyektil volume tinggi ini terjadi saat ketegangan semakin meningkat di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.

Media Israel melaporkan, salah satu mortir mendarat di dekat taman kanak-kanak. Penduduk setempat melayangkan aksi protes terhadap Pemerintah Israel karena mereka rentan terkena ancaman tembakan dari Gaza selama 15 tahun terakhir.

Ketegangan terjadi di daerah perbatasan dalam beberapa pekan terakhir ketika warga Palestina melakukan protes massal. Tembakan tentara Israel telah menewaskan lebih dari 110 warga Palestina dalam aksi protes yang telah mencapai puncaknya pada 14 Mei lalu itu.

Pada Ahad (20/5), tentara Israel menewaskan tiga militan Palestina dari kelompok Jihad Islam. Tentara mengklaim, penembakan itu dilakukan setelah pasukan mereka menemukan sebuah bom yang ditanam di sepanjang perbatasan.

Sementara pada Senin (21/5), sebuah tank menembaki pos Hamas di Jalur Gaza, hingga menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya. Sebelumnya pasukan Israel telah terlebih dahulu menangkap dua orang Palestina bersenjata.

Hamas mengatakan, sebuah perahu yang ditumpangi mahasiswa dan pasien medis akan berlayar keluar dari pelabuhan Gaza pada Selasa (29/5). Aksi ini bertujuan untuk mematahkan 11 tahun blokade laut yang diberlakukan oleh Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement