REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seorang pembantu tinggi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiba di Singapura pada Senin (28/5) malam, lembaga penyiaran Jepang NHK melaporkan pada Selasa (29/5). Kedatangan tersebut merupakan indikasi paling akhir bahwa pertemuan puncak Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mungkin akan berlangsung.
Kim Chang Son, kepala staf de facto Kim, terbang ke Singapura melalui Beijing pada Senin malam, demikian laporan tersebut. Pada saat bersamaan, sebuah tim yang beranggota para pejabat AS, termasuk deputi kepala staf operasi Gedung Putih Joe Higin, meninggalkan Pangkalan Udara Yokota AS di Jepang menuju Singapura pada Senin, kata NHK.
Gedung Putih mengatakan sebuah tim "pra pendahuluan" berangkat ke Singapura untuk bertemu dengan pihak Korea Utara. Laporan-laporan mengindikasikan bahwa rencana untuk pertemuan puncak bersejarah itu, semula dijadwalkan pada 12 Juni, dimajukan setelah Trump sempat membatalkannya pekan lalu. Sehari kemudian, Trump mengatakan ia telah mempertimbangkan kembali, dan para pejabat dari kedua negara bertemu untuk membahas rincian-rincian.
Ketika Kim Chang Son ditanya oleh seorang wartawan di bandar udara Beijing apakah ia akan ke Singapura untuk mengadakan pembicaraan dengan AS, ia mengatakan dirinya "akan ke sana untuk main," demikian rekaman jejaring TV Jepang Nippon Television Network.
Sementara itu, Kim Yong Chol, seorang pejabat senior Korut yang menangani urusan antar-Korea dijadwalkan terbang ke AS pada Rabu setelah berbicara dengan para pejabat Cina di Beijing. Demikian laporan kantor berita Korsel Yonhap yang mengutip sumber-sumber tak disebutkan namanya.
Akibat sanksi-sanksi diberlakukan atas dirinya, Kim Yong Chol dilarang mengunjungi AS secara normal. Kunjungannya ke AS akan mengindikasikan dia akan diberi pengecualian.
AS dan Korsel memasukkan Kim Yong Chol dalam daftar nama hitam karena mendukung program peluru kendali dan nuklir Korut pada 2010 dan 2016.
Yonhap menambahkan Choe Kang Il, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korut terlibat dengan isu-isu Amerika Utara, juga terlihat di Bandara Internasional Ibu kota Beijing. Kantor berita itu tidak menyebutkan apakah Choe akan menemani Kim Yong Chol.
Dalam situasi diplomasi yang membingungkan pada akhir pekan lalu, Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in mengadakan pertemuan mendadak di desa perbatasan Panmunjom. Keduanya sepakat pertemuan puncak Korut-AS harus diadakan.
Dan pada Ahad (27/5), Departemen Luar Negeri AS mengatakan para pejabat Amerika dan Korut telah bertemu di Panmunjom. Sung Kim, mantan duta besar AS untuk Korsel dan kini dubes untuk Filipina, memimpin delegasi Amerika, kata seorang pejabat Amerika kepada Reuters.
Moon mengatakan pada Senin bahwa menjelang pertemuan puncak bisa ada pembicaraan-pembicaraan tak terencana antara kedua Korea.