REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel kembali melakukan serangan di perbatasan Jalur Gaza. Serangan dilakukan melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat tempur. Serangan juga dilakukan sebagai respons atas perlawanan yang terus ditunjukkan warga Palestina.
Militer Israel mengatakan, pesawat tempur yang dikerahkan telah membidik 55 target di sepanjang Jalur Gaza. Serangan juga menyasar terowongan yang digunakan sebagai jalur penyeberangan di perbatasan yang masih dalam tahap pembangunan.
Serangan dilakukan sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Israel mengatakan, serangan juga dilakukan sebagai serangan balik dari 70 roket dan mortar yang ditembakkan oleh sayap Hamas dan kelompok jihad Islam. Israel mengungkapkan, serangan roket dan mortar itu telah melukai pasukan mereka.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan bersama, dua kelompok jihad Qassam dan Yerusalem Brigades mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan ke fasilitas militer Israel yang dipasang di dekat Jalur Gaza. Mereka mengatakan, serangan itu dilakukan sebagai respons dari agresi dan kejahatan Israel terhadap warga Palestina selama gerakan Marches of Return dilaksanakan.
"Bombardir dibalas dengan bombardir dan darah dibalas dengan darah," kata pernyataan tersebut.
Sementara itu, kelompok jihad islam mengatakan bahwa gencatan senjata mungkin dilakukan oleh kedua belah pihak. Juru bicara kelompok tersebut, Daoud Shehab, mengatakan, faksi di Palestina akan tetap tenang selama Israel melakukan hal serupa.
Kendati, pejabat militer Israel yang menolak memberikan indentitasnya mengatakan bahwa laporan terkait gencatan senjata itu tidak benar. Dia mengatakan, kesepakatan gencatan senjata itu merupakan laporan yang keliru.