Kamis 31 May 2018 05:19 WIB

Mewaspadai Ancaman Teror Saat Lebaran

Kapolri instruksikan anggota kepolisian lebih sigap dan berhati-hati.

Presiden Jokowi melakukan konferensi pers terkait pengeboman di surabaya, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi melakukan konferensi pers terkait pengeboman di surabaya, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Dessy Suciati Saputri, Debbie Sutrisno

Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas membahas persiapan pemerintah menghadapi Idul Fitri 1439 H/2018 M di kantor Presiden, Jakarta, kemarin. Rapat bertujuan memastikan pembahasan dalam rapat 5 April lalu sudah dilaksanakan di lapangan.

Secara khusus, Presiden meminta aparat keamanan melakukan pencegahan dan penangkalan ancaman gangguan keamanan dan ketertiban selama Ramadhan dan Lebaran. Dia meyakini koordinasi yang solid antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Intelijen Negara (BIN) mampu mencegah hal-hal tersebut.

"Saya juga minta laporan dari Kapolri terkait langkah yang ditempuh dalam rangka menjaga stabilitas keamanan menjelang Idul Fitri dan saat Idul Fitri," ujar Presiden.

Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian telah menginstruksikan seluruh anggota kepolisian yang bertugas mengawal keamanan perayaan Lebaran agar lebih sigap dan berhati-hati. Kepolisian berupaya agar aksi kejahatan, khususnya terorisme, tidak terjadi pada momen tersebut.

"Jadi keamanan kita akan tetap waspada dari aksi terorisme. Selain itu, kejahatan konvensional, seperti copet, jambret, dan pembius sehingga di semua pelabuhan, bandara, atau terminal bisa aman," ujar Tito seusai mengikuti rapat terbatas.

Kewaspadaan Polri wajar mengingat serangkaian aksi teror terjadi di sejumlah daerah beberapa waktu lalu. Mulai dari penyerangan Markas Korps Brigade Mobil Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, pengeboman tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur, dan penyerangan Markas Kepolisian Daerah Riau.

Tito mengatakan, Polri juga akan mencegah penertiban yang dilakukan organisasi masyarakat (ormas) tertentu selama Ramadhan. Ormas diimbau tidak melakukan penertiban terhadap tempat-tempat tertentu sendirian.

Ormas sebaiknya melaporkan kepada aparat keamanan jika ada tempat hiburan atau tempat tertentu yang melanggar aturah pemerintah daerah. "Lapor saja ke polisi dan polisi yang akan menindak sebagai aparat hukum. Masyarakat cukup berikan infromasi," kata mantan kapolda Metro Jaya tersebut.

Selain pengamanan keamanan para pemudik, pemerintah juga berupaya mengamankan sembako agar tidak ada oknum yang melakukan kecurangan. Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, serta Satgas Pangan sudah bekerja sama agar harga sembako tetap stabil.

Menurut Tito, aparat keamanan telah melakukan operasi penegakan hukum sebanyak 421 kasus dengan 397 tersangka penyelewengan pangan, mulai dari penimbunan, monopoli, hingga mafia pangan. Melalui penegakan hukum, pemerintah berupaya agar suplai pangan pada masyarakat terpenuhi dengan harga yang sesuai.

"Sehingga ketika ada yang memainkan pangan pasti akan segera ditindak secara tegas," ujar Tito.

Dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, anggota kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polres Garut akan mendapatkan rompi antipeluru dalam Operasi Ketupat Lodaya 2018. Hal itu sebagai bentuk peningkatan keamanan untuk anggota kepolisian yang bertugas mengamankan arus mudik dan arus balik tahun ini.

Seperti diketahui, serangkaian aksi teror beberapa waktu lalu turut mengincar aparat kepolisian. "Di setiap pos, anggota akan mendapatkan rompi antipeluru. Kita prioritaskan untuk anggota yang bertugas di lapangan," kata Kepala Unit Kecelakaan Satlantas Polres Garut Ipda Hilman Nugraha, Senin (30/5).

Hilman mengaku, Satlantas Polres Garut mendapatkan jatah 50 rompi antipeluru. Nantinya, rompi tersebut akan digunakan secara bergantian, terutama untuk petugas di lapangan.

Dalam Operasi Ketupat Lodaya 2018, Polres Garut menyiapkan sekitar 500 personel untuk membantu kelancaran arus mudik. Untuk jalur utama, yakni Limbangan hingga Malangbong, telah disiapkan dua pos pengamanan dan 15 pos pengatur lalu lintas.

Pos pengamanan mudik juga difungsikan sebagai area beristirahat dengan sejumlah fasilitas, seperti toilet, mushala, tempat bermain anak, tempat pijat, dan bengkel. Pos tersebut bisa digunakan terutama ketika pemudik merasa lelah atau mengantuk.

"Kesiapan pengemudi itu penting sekali. Jangan memaksakan ketika sudah lelah atau mengantuk," ujar Hilman.

(ahmad fikri noor, Pengolah: muhammad iqbal).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement