Kamis 31 May 2018 06:29 WIB

Dawam Rahardjo Seorang Muslim yang Takut Meninggalkan Puasa

Dawam memperkenalkan analisi politik ekonomi Indonesia.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Dawam Rahardjo (kanan)
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Dawam Rahardjo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendikiawan Muslim dan juga tokoh ekonom Indonesia Prof. Muhammad Dawam Rahardjo (76) tutup usia di Rumah Sakit Fatwamati, Jakarta Selatan, sekitar pukul 21.55 WIB. Dawam meninggal di usia 76 tahun. Ia mengembuskan nafas terakhir setelah menderita penyakit komplikasi, mulai dari diabetes, jantung, hingga stroke. Dalam beberapa bulan terakhir, Ia juga harus menjalani perawatan intensif untuk mengobati penyakitnya.

Pengamat politik Islam, Fachry Ali membagikan kenangannya bersama Dawam saat masih belajar di Monash University, Melbourne pada tahun 1992 silam. Di matanya, Dawam sosok Muslim yang taat, takut meninggalkan puasa dan shalat lima waktu.

"Pada 1992, ketika saya masih belajar di Monash University, Melbourne, M Dawam Rahardjo menulis di Majalah Tempo tentang makna puasa dari perspektif psikologi. Kini juga, pada bulan puasa, Mas Dawam, demikian kami memanggilnya, telah kembali keharibaan Tuhan," tulis Fachry Ali dalam resmi Facebooknya, Rabu (30/5).

Fachry Ali melanjutkan, dengan latar belakang pendidikan ekonomi moneter, Dawam memperkenalkan analisa politik ekonomi Indonesia. Tidak hanya itu, Fachry Ali juga menganggap Dawam merupakan guru dari banyak kaum intelektual yang kini mendominasi nasional. Bahkan, dia mengaku diajar langsung oleh Dawam saat menjadi peneliti di LP3ES.

Semasa hidupnya, Dawam dikenal sebagai cendekiawan Muslim ahli ekonomi, aktivis sosial, budayawan, pemikir Islam, cerpenis, dan juga penafsir. Dawam juga pernah mendorong pengembangan lembaga zakat dan wakaf. Dawam dilahirkan di solo, tepatnya pada tanggal 20 April 1942. Dawam adalah anak sulung dari delapan bersaudara, putra dari pasangan Muhammad Zuhdi Rahardjo dan Muthmainnah.

Beberapa karyanya yang terkenal adalah "Esai-esai Ekonomi Islam", "Intelektual, Intelegensia, dan Perilaku Politik Bangsa", "Risalah Cendekiawan Muslim", "Perspektif Deklarasi Makkah, Menuju Ekonomi Islam", "Masyarakat Madani, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial", "Ensiklopedia Al-Quran, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci", "Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi", dan "Islam dan Transformasi Sosial Budaya"

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement