Kamis 31 May 2018 06:49 WIB

Bank Mandiri Syariah Targetkan 750 Ribu Kartu GPN

Sudah 92 persen ATM Mandiri Syariah sesuai standar GPN.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional. Pengunjung melihat deretan kartu debit dengan logo GPN pada peluncuran bersama Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (3/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional. Pengunjung melihat deretan kartu debit dengan logo GPN pada peluncuran bersama Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) menargetkan kartu debet berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebanyak 750 ribu kartu yang beredar sampai akhir tahun 2018.

Direktur Teknologi and Operation Mandiri Syariah, Achmad Syafii, mengatakan Mandiri Syariah telah meluncurkan kartu kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan juga kartu berlogo Visa berteknologi cip. Kartu berlogo GPN untuk transaksi domestik sementara kartu berlogo Visa untuk digunakan transaksi di luar negeri.

Hingga akhir 2018, target Mandiri Syariah menerbitkan sekitar 750 ribu berlogo GPN atau sekitar 30 persen dari total 2,5 juta kartu. Untuk tahap awal, prioritas kartu dengan teknologi cip ini akan diberikan kepada nasabah baru dan nasabah yang kartu ATM habis masa berlakunya.

"Kemudian, secara bertahap progress penyediaan kartu debit berlogo GPN akan selesai pada 2020 untuk seluruh nasabah," kata Syafii kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/5).

Selain menyiapkan kartu berlogo GPN sesuai kebijakan pemerintah, Mandiri Syariah juga telah menyiapkan mesin ATM yang sesuai dengan standar GPN. "Sudah lebih dari 92 persen ATM Mandiri Syariah sesuai dengan standar GPN (CHIP Ready)," kata Syafii.

Menurut Syafii, dengan kartu debet berteknologi cip dan berlogo Visa, nasabah bisa melakukan transaksi di seluruh ATM di Indonesia dan di mesin EDC manapun. Kartu akan lebih aman dengan cip. "Lebih dari 92 persen mesin ATM yang dimiliki BSM telah menerima transaksi kartu ber-cip sehingga lebih aman untuk transaksi dan mencegah skimming," terangnya.

Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari, menyatakan dari total 2,5 juta kartu, direncanakan sebanyak 30 persen dikonversi ke cip pada akhir 2018 atau sebanyak 750 ribu kartu. Sesuai target Bank Indonesia, pada 2019 migrasi kartu cip mencapai 50 persen, pada 2020 sebanyak 80 persen dan 2021 mencapai 100 persen. "Kami rencanakan pada 2020 sudah konversi semuanya ke kartu cip," jelas Toni.

Toni menambahkan, setiap nasabah baru akan langsung diberikan kartu debet berlogo GPN. Kemudian nasabah yang kartunya telah habis masa berlaku atau expired. Dari total mesin ATM BSM sebanyak 1.045 mesin, 90 persen di antaranya sudah bisa menerima kartu chip.

Di sisi lain, Mandiri Syariah meluncurkan mobile banking baru dengan nama Mandiri Syariah Mobile. Mobile banking baru tersebut merupakan pengembangan dari layanan mobile banking lama yang meliputi desain tampilan, fitur dan layanan lainnya yang lebih segar, trendi, dan modern.

Direktur Finance dan Strategy, Ade Cahyo Nugroho, menyatakan, Mandiri Syariah Mobile hadir sebagai peningkatan pelayanan kepada nasabah sesuai kondisi perkembangan masyarakat terkini. "Kelebihan Mandiri Syariah Mobile antara lain, tampilan lebih modern, performa lebih cepat dan fitur lebih banyak," ucap Ade Cahyo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement