REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia senang mendengar kabar bahwa jurnalis Rusia, Arkady Babchenko, masih hidup. Namun, Rusia mengatakan bahwa Ukraina telah menggunakan kisah Babchenko sebagai propaganda.
Babchenko, seorang wartawan Rusia pengkritik Vladimir Putin, dilaporkan dibunuh di Kiev. Namun, ia tiba-tiba muncul pada saat konferensi pers oleh Dinas Keamanan Ukraina.
Ia mengaku telah menjadi bagian dari operasi Ukraina untuk menggagalkan upaya Rusia membunuhnya.
"Saya ingin meminta maaf atas apa yang Anda semua harus lalui. Saya minta maaf, tapi tidak ada cara lain untuk melakukannya. Secara terpisah, saya ingin meminta maaf kepada istri saya atas semua yang telah dia alami," kata Babchenko yang tampak hampir menangis.
Insiden pembunuhan ini sempat memicu perang kata-kata antara Ukraina dan Rusia. Kedua negara berselisih sejak pemberontakan di Ukraina pada 2014 yang menggulingkan pemerintah yang didukung Rusia. Moskow bahkan mencaplok wilayah Krimea dari Ukraina.
Sementara itu, sejumlah wartawan terkemuka Rusia yang kritis terhadap kebijakan Putin diketahui telah dibunuh dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok oposisi dan organisasi hak asasi manusia mengatakan, Kremlin berada di balik pembunuhan itu. Namun, Kremlin menyangkal.
Beberapa organisasi media mengatakan, kisah pembunuhan Babchenko merongrong kredibilitas jurnalis. Yang lain mengatakan, Ukraina telah menyerahkan hadiah propaganda kepada Kremlin.
Babchenko memuji operasi itu. Ia mengucapkan terima kasih kepada Dinas Keamanan Ukraina, SBU, karena menyelamatkan hidupnya. Dia mengatakan, yang paling penting dari semua ini adalah ia telah berhasil menggagalkan upaya teror yang ia alami.