Jumat 01 Jun 2018 11:26 WIB

Konsumsi Avtur Ngurah Rai Naik Sembilan Persen Saat Lebaran

Konsumsi normal harian 2.300 kilo liter (kl) menjadi 2.500 kl per hari.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Bandara Ngurah Rai, Bali.
Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Bandara Ngurah Rai, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara memproyeksikan konsumsi avtur pesawat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai meningkat hingga sembilan persen saat libur Lebaran tahun ini. Operation Head Depot Penyaluran Pesawat Udara (DPPU) Pertamina Ngurah Rai, Agus Sujatmoko mengatakan angkanya meningkat dari konsumsi normal harian 2.300 kilo liter (kl) menjadi 2.500 kl per hari.

"Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta," katanya dijumpai Republika di Denpasar, Kamis (31/5) malam.

Untuk mempersiapkan kebutuhan puncak hari raya, Pertamina Bali menyiapkan stok avtur dengan kapasitas tangki 24 ribu kl. Jumlah tersebut setara dengan 10 hari konsumsi.

Pertamina Bali juga menyiapkan 20 ribu kl avtur di Depo Manggis, Karangasem, dibantu kapal tanker yang bersiaga di Situbondo. Stok dari Situbondo bisa diambil sewaktu-waktu jika Bali kekurangan BBM, avtur, atau LPG.

"Semua pekerja kami tetap siaga, tidak cuti," ujar Agus.

Bali adalah kota wisata. Konsumsi avtur di Bandara Internasional Ngurah Rai didominasi pesawat-pesawat rute internasional (75 persen), sementara domestik 25 persen.

Selain avtur, peningkatan konsumsi juga terjadi pada bahan bakar minyak (BBM) hingga enam persen. Marketing Branch Manager Pertamina Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), Doni Indrawan memaparkan konsumsi premium diperkirakan niak dari normalnya 602 kl menjadi 728 kl per hari. Berikutnya konsumsi pertalite meningkat dari normalnya 1.161 kl menjadi 1.335 kl per hari, disusul pertamax dari rata-rata harian 716 kl menjadi 831 kl per hari.

"Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 9-10 Juni 2018," ujarnya.

Kenaikan enam persen tahun ini, sebut Doni, lebih rendah ketimbang data tiga tahun terakhir. Pada 2015, konsumsi gasoline naik hingga 13,43 persen, kemudian 2016 (20.35 persen), dan 2017 (10,09) persen. Kondisi ini salah satu faktornya disebabkan jumlah hari libur dan cuti tahun ini lebih banyak, sehingga masyarakat banyak yang pulang jauh hari.

"Selain memastikan kelancaran distribusi BBM di jalur mudik, Doni mengatakan Pertamina tetap memantau SPBU di jalur-jalur wisata di Bali," kata Doni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement