REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengumpulkan sampah seberat 8,5 ton dari Gunung Everest sejak April untuk membersihkan limbah dari pengunjung, yang semakin banyak, kata berita surat kabar Global Times pada Kamis (31/5). Pendaki gunung dari berbagai belahan dunia, yang membanjiri gunung tertinggi di dunia di antara Tibet dan Nepal tersebut, meninggalkan berton-ton sampah setiap tahun.
Kelompok beranggotakan 30 orang dari Tibet membersihkan sekitar 5,2 ton limbah rumah tangga, 2,3 ton kotoran manusia, dan satu ton sampah sisa peralatan pendakian.
Sepanjang musim pendakian tahun lalu, yang biasanya terjadi pada Maret hingga Mei, 202 orang memulai dari sisi Tibet, sementara 446 lagi dari sisi Nepal. Sementara itu, ribuan wisatawan mengunjungi berbagai perkemahan kaki gunung dari kedua sisi tersebut.
Iklim global yang semakin memanas telah mencairkan sampah beku yang ditinggalkan oleh para pendaki selama beberapa dekade sehingga memunculkan kekhawatiran lingkungan di Nepal, India, dan Cina. Sejak 2015, otoritas di Tibet selalu memberikan dua kantung sampah kepada setiap pendaki untuk membawa pulang sampah seberat delapan kilogram, dan mengenakan denda sebesar 100 dolar AS kepada setiap pendaki yang tidak memenuhi syarat tersebut.
Nepal sudah menerapkan aturan serupa sejak 2014. Cina berencana membangun toilet ramah lingkungan dan sejumlah sarana pengumpulan sampah di Gunung Everest, kata kantor berita Xinhua.
Pejabat di Tebet berjanji menyelesaikan 45 pembangunan untuk pembersihan sebelum 2020, kata kementerian lingkungan hidup Cina pada pekan lalu. Di sisi lain, Beijing berencana menggelar pemeriksaan lebih jauh pada awal tahun depan, kata surat kabar People's Daily, yang dimiliki Partai Komunis di negara tersebut.