Sabtu 02 Jun 2018 05:18 WIB

Pemred Radar Bogor Minta Maaf kepada Megawati dan PDIP

Radar Bogor didatangi massa PDIP yang memprotes pemberitaan soal Megawati.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andri Saubani
Mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan pidato pada acara Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5).
Foto: Darmawan / Republika
Mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyampaikan pidato pada acara Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kantor Harian Radar Bogor kembali didatangi puluhan kader dari Partai PDIP Bogor, Jumat (1/6). Dengan adanya kejadian ini, Pimpinan Redaksi (pemred) Radar Bogor, Tegar Bagdja mengucapkan permintaan maafnya.

"Saya selaku pemred, meminta maaf kepada Bu Megawati dan kader PDIP, jika karya jurnalistik terbitan 30 mei telah menyakiti hati mereka," ujar Tegar saat dikonfirmasi Jumat (1/6).

Tegar menilai, eskalasi kegaduhan akibat karya jurnalistiknya kini terlalu tinggi. Bahkan, insiden tersebut sampai masuk ke dalam Istana.

Ia menyatakan, rasa khawatirnya jika masalah ini sampai berdampak negatif ke masyarakat. Dirinya merasa mempertahankan idealisme pun akan percuma jika berujung pada kegaduhan.

Dari pertimbangan tersebut, Tegar pun memutuskan untuk memilih jalan damai. Ia menyanggupi untuk memenuhi keinginan kader PDIP tersebut.

"Dari situ, kami kemudian memilih jalan untuk memenuhi keinginan PDIP. Namun tidak seperti yang dia mau. Dengan syarat," ungkapnya.

Tegar tidak menjelaskan lebih rinci mengenai syarat-syarat yang telah diajukan. Ia hanya menegaskan keinginannya agar masalah ini tidak bertambah parah dan mampu meredam emosi berbagai pihak.

"Jadi intinya, saya (Tegar) meminta maaf atas infografis Megawati di Harian Radar Bogor," ujarnya.

Pada Jumat kemarin, puluhan kader Partai PDIP yang kembali mendatangi Kantor Harian Radar Bogor ini masih terkait kasus yang sama. Yakni, mengenai pemberitaan dengan judul "Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp 112 juta" serta infografis atau gambar Megawati Soekarnoputri yang diedit berada ditengah-tengah nilai mata uang Indonesia.

Hal ini memicu kemarahan kader PDIP yang berada di wilayah Bogor. Kemarahan pertama ditandai dengan hadirnya simpatisan ke kantor tersebut pada Rabu (30/5).

"Kami tadi bicara banyak. Yang saya sampaikan pertama latar belakang kenapa kami sampai begini datang ke Radar Bogor tentunya karena berita. Khususnya berita yang bersifat foto," ujar Kader Senior Partai PDIP Rudi Harsa Tanaya di Kantor Radar Bogor di Jalan KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh, Taman Yasmin, Kota Bogor, Jumat (1/6).

Permintaan maaf atau hak jawab yang dilakukan oleh Radar Bogor di edisi berikutnya dianggap tidak sesuai dengan harapan para kader. Hal inilah yang memicu puluhan orang ini kembali mendatangi kantor Radar Bogor dan melakukan dialog.

Puluhan kader ini disebut mempermasalahkan foto yang ditampilkan oleh Radar Bogor terkesan tendensius. Foto Megawati Soekarnoputri memang diedit dan diletakkan di tengah-tengah nominal angka, disertai dengan judul yang dirasa provokatif.

"Dengan foto yang sedemikian tendensius, kenapa Bu Mega ditaruh di tengah dengan warna merah. Kenapa dengan angka Rp 112 juta? Kenapa sih tidak difoto sama yang lain? Selama ini kan kesannya ada hal-hal yg bersifat tendensius yang kami juga tidak mengerti maksudnya. Jadi tadi kami minta penjelasannya," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement