REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Parlemen Spanyol menggulingkan Perdana Menteri Mariano Rajoy dalam mosi tidak percaya karena dugaan skandal korupsi. Tindakan itu membuka jalan bagi pengambilalihan kepemimpinan oleh pemimpin oposisi Pedro Sanchez.
Dilansir di Aljazira pada Jumat (1/6), sebanyak 180 atau mayoritas anggota parlemen memilih mosi atau meyakini kasus korupsi dilakukan PM Rajoy. Keputusan ini menjadikan Rajoy sebagai perdana menteri pertama untuk dihapus dalam mosi tidak percaya sejak Spanyol beralih ke demokrasi pada 1977.
Berbicara sebelum pemungutan suara, Rajoy seolah tahu tentang nasibnya. Ia bahkan memberi selamat kepada Sanchez untuk posisi barunya. "Merupakan kehormatan untuk menjadi perdana menteri Spanyol," kata Rajoy.
Ia merasa terhormat dapat turun dari jabatan saat Spanyol dalam kondisi lebih baik daripada saat sebelum ia memimpin. Ia berharap penggantinya sepakat dengan pendapatnya tentang kondisi Spanyol saat ini.
Pemungutan suara itu dipicu oleh skandal korupsi yang melibatkan Partai Rakyat (partainya Rajoy). Kasus tersebut dilakukan sejumlah pengusaha Spanyol kepada politisi Partai Rakyat (PP) dengan imbalan kontrak publik yang menguntungkan. Partai Rakyat mendapat imbalan sebesar 300 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atas permintaan itu.
Seorang senator dan bendahara PP, Luis Barcenas bersaksi, PP menyimpan dana sumbangan tertentu dari para pengusaha. Selain itu, ia menyatakan sejumlah pejabat partai menerima bonus tidak kena pajak selain gaji mereka.
Media Spanyol memberi sorotan serius terhadap kasus korupsi tersebut, seperti, serangan di markas besar PP, penghancuran hard disk, serta rilis serangkaian pesan pribadi antara Rajoy dan Barcenas. Sementara itu, Rajoy dan saksi-saksi PP lainnya membantah tudingan yang dialamatkan pada mereka saat bersaksi di pengadilan.