REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel menyebutkan pada Sabtu (2/6) bahwa Hamas menembakkan roket ke negaranya. Itu sebagai pembalasan terhadap Israel yang telah menembakkan serangan udara ke situs-situs Hamas.
"Setidaknya empat proyektil ditembakkan dari Gaza ke Israel," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa tiga dicegat dan satu jatuh pendek.
Peringatan roket terdengar di kota-kota dan desa-desa Israel di dekat perbatasan setelah gelap. Serangan itu mengirim penduduk bergegas ke tempat penampungan. Tak satu pun dari kelompok militan Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket itu.
Warga di Gaza mengatakan pesawat Israel menyerang setidaknya tiga situs milik Hamas, kelompok Islam yang mengontrol daerah kantong. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Militer Israel mengkonfirmasikan dalam pernyataan bahwa mereka telah melakukan serangan udara. "Organisasi teror Hamas bertanggung jawab untuk semua peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza dan berasal dari itu," ujarnya.
Tidak ada laporan segera tentang korban di salah satu insiden.Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina di Gaza mencapai gencatan senjata secara de facto pekan ini setelah serangan permusuhan yang paling intens sejak perang tahun 2014. Kedua belah pihak menandakan mereka tidak menginginkan eskalasi yang lebih luas.
Pejuang dari Hamas dan Jihad Islam menembakkan puluhan roket dan bom mortir ke Israel selatan sepanjang malam hari pada Selasa hingga Rabu. Israel kemudian menanggapi dengan tembakan tank dan serangan udara di lebih dari 50 sasaran di daerah pantai kecil itu.
Kekerasan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Setidaknya 120 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel selama demonstrasi massa di sepanjang perbatasan Gaza yang dimulai pada 30 Maret.
Israel telah menarik kecaman internasional karena penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga sipil Palestina. Pihaknya mengatakan banyak dari mereka yang tewas adalah anggota Hamas dan militan yang berusaha melancarkan serangan di bawah perlindungan protes.
Orang-orang Palestina mengatakan sebagian besar korban tewas dan ribuan orang yang terluka adalah penduduk sipil yang tidak bersenjata yang mana Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan.
Lebih dari dua juta orang Palestina memenuhi daerah kantong pantai yang sempit. Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005, tetapi mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, dengan alasan masalah keamanan.Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya.