REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatihan Akuntansi Masjid yang diadakan Harian Republika bekerja sama dengan Laznas Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Institut Akuntansi Masjid mendapatkan respons positif dari para peserta. Menurut mereka, pelatihan tersebut sangat bermanfaat dalam pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel.
Hermawan dari pengurus Masjid Al Barokah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, baru menjadi pengurus masjid satu bulan lalu. Selama ini laporan keuangan di masjid tersebut tidak berbasis digital, namun dalam bentuk kolom excel.
"Itu juga global, satu kegiatan (laporannya) global, selesai. Bahkan laporannya malah kadang gak ada, yang disayangkan itu," ujar Hermawan kepada Republika.co.id, di sela-sela pelatihan, di kantor BSM Cabang Jakarta-Warung Buncit, Ahad (3/6).
Hermawan berharap pelatihan ini mengubah pengelolaan keuangan masjidnya menjadi lebih terbuka. Jamaah dapat melihat langsung terkait pemasukan dan pengeluaran sehingga tidak ada kecurigaan di antara jamaah.
Peserta mengikuti pelatihan akuntansi masjid di Jakarta, Ahad (3/6).
Terkait materi pelatihan yang diberikan, Hermawan menilai akan sangat membantu keinginannya menjadikan Masjid Al Barokah transparan dalam pengelolaan keuangannya. Sistem yang diperkenalkan oleh pemateri, ia meyakini akan sangat membantu.
"Insya Allah nanti akan saya praktikkan," kata Hermawan.
Wakil Ketua Pengurus Masjid Al Mukarromah, Kampung Baru, Desa Pabuaran, Subang, Jawa Barat, Lukman Hakim pun menyambut baik pelatihan akuntansi masjid tersebut. Sebab, sebagai institusi keagamaan yang mengelola kegiatan keagaman, juga terdapat dana umat yang dititipkan untuk dikelola.
"Dengan pelatihan ini bagaimana dana yang dititipkan kepada pengurus masjid diatur dengan transparan dan akuntabel," kata Lukman.
Sejauh ini, di masjid tempat Lukman kelola, sudah terjalin transparansi pengelolaan keuangan. Namun hal tersebut dilakukan tida kberbasis digital. Laporannya juga dicatat di sebuah buku besar lalu disampaikan ke jamaah.
Peserta mengikuti pelatihan akuntansi masjid di Jakarta, Ahad (3/6).
Laporan kepada jamaah dilakukan satu kali dalam sepekan. Menurut Lukman, itu dilakukan karena wawasan yang dimiliki pengurus masjid baru sampai ditahap tersebut. Pengurus masjid tidak pernah melakukan perencanaan terkait dana umat yang terkumpul.
"Bagaimana ke depan semua masjid harus punya konsep manajemen titipan dana umat ini," kata Lukman.
Materi yang disajikan dalam pelatihan ini, Lukman menilai sangat bermanfaat bagi proses keterbukaan pengelolaan keuangan masjid. Dengan manajemen keuangan masjid berbasis IT, masyarakat umum dapat mudah mengakses informasi.
Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji memberikan sambutan padapelatihan akuntansi masjid di Jakarta, Ahad (3/6).