REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyayangkan terjadinya kerusuhan antaroknum suporter sebelum dimulainya laga Persija Jakarta versus Persebaya Surabaya pada Ahad di Stadion Sultan Agung, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Laga kedua tim pun akhirnya dibatalkan oleh pihak kepolisian.
"Saya sendiri belum mendapatkan laporan resmi mengenai apa yang terjadi di sana berikut kronologisnya, baru sebatas laporan teman-teman di sana. Namun, PSSI menyayangkan peristiwa seperti itu terjadi lagi, apalagi saat ini bulan Ramadhan," ujar Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, Ahad (3/6).
Ratu melanjutkan, PSSI menyerahkan sepenuhnya tindakan tegas untuk menanggulangi kerusuhan tersebut kepada pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) setempat. PSSI sendiri menegaskan tidak menoleransi segala bentuk kekerasan baik di dalam maupun di luar pertandingan sepak bola.
Oleh karena itu, sebagai solusi pencegahan, PSSI berencana membangun kerja sama strategis dengan pihak Polri. Kemitraan tersebut diharapkan berujung pada munculnya kebijakan ataupun peraturan khusus polisi tentang pengamanan pertandingan sepak bola.
"Itu seperti yang ada di negara Inggris dan Belanda. Saat ini PSSI sudah memiliki hal itu tetapi belum bergandengan dengan pihak kepolisian," tutur Ratu Tisha.
Kerusuhan antaroknum suporter sempat terjadi sebelum laga pekan ke-12 Liga 1 2018 Persija kontra Persebaya pada Minggu di Stadion Sultan Agung, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui apakah ada korban akibat kejadian tersebut, termasuk kerusakan apa saja yang ada usai peristiwa berlangsung.