Senin 04 Jun 2018 05:24 WIB

Pengamat: Koalisi Umat Bisa Jadi Magnet untuk PKB dan PPP

Hasil survei Median, politik keumatan ini sedang kuat-kuatnya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Amien Rais dan Prabowo Subianto bertemu Rizieq Shihab di Makkah.
Foto: istimewa
Amien Rais dan Prabowo Subianto bertemu Rizieq Shihab di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun, menilai koalisi keumatan seharusnya tidak hanya menjadi magnet bagi PKS, PAN, Gerindra, dan PBB. Dia mengatakan, koalisi ini juga seharusnya menarik PKB dan PPP.

Menurut doa, di antara kedua itu, PKB yang lebih berpeluang masuk ke dalam koalisi keumatan. "Bagaimana dengan PKB? Bagaimana dengan PPP? Walaupun PPP Romy (Romahurmuziy) sangat kuat tarikannya ke Jokowi, lantas bagaimana dengan PKB yang sinyal independennya ini lebih terasa?” kata dia, Ahad (4/6).

Rico mengakui, Rizieq Shihab bersama Persaudaraan Alumni (PA) 212 menjadi salah satu perekat koalisi keumatan. PA 212 pun perlu ikut berperan membangun komunikasi ke PKB agar tertarik bergabung. 

Apalagi, berbagai pernyataan Ketum PKB Muhaimin Iskandar di media massa menunjukkan adanya sikap terbuka terkait koalisi pilpres. "Gerakan PA 212 ini harus juga mampu berperan ke arah sana,” kata dia.

Dia menerangkan, selain merekatkan kekuatan keumatan yang sudah ada, PA 212 juga menjadi magnet bagi kekuatan umat yang masih di luar garis kekuatan politik yang ada saat ini. Untuk itu, menurut Rico, parpol-parpol Islam harus menjalin komunikasi yang lebih intensif agar koalisi keumatan ini menjadi besar.

Dengan demikian, dia mengatakan, koalisi ini bisa beradu kekuatan dengan Presiden Joko Widodo selaku capres pejawat pada pilpres 2019. "Ini penting. Kenapa? Karena persepsi di masyarakat sendiri sudah terbangun,” kata dia. 

Dari hasil survei Median, ia menerangkan, politik keumatan ini sedang kuat-kuatnya. “Mengingat ada gerakan PA 212 ini, dan simpati terhadap gerakan ini juga tinggi, antara 40 sampai 50 persen," ungkap dia.

Hasil survei Median selama ini, papar Rico, menunjukkan masyarakat menghendaki adanya politik keumatan. Namun, kehendak masyarakat ini akan berarti jika parpol bergerak intensif membangun koalisi keumatan. 

"Jadi, isinya sudah ada. Tinggal cangkangnya diperbaiki. Isinya itu masyarakat, cangkangnya parpol," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement