REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*
Underestimate. Mungkin kita cenderung merendahkan dan meremehkan. Disangka mereka yang ingin berkunjung ke Makau sudah diketahui niatnya, bermain judi. Tidak, itu tidak sepenuhnya benar.
Seperti buruh migran Indonesia (BMI), mereka datang bukan untuk berjudi. Mereka bekerja untuk menggapai kehidupan lebih baik. Mereka tahu, Makau adalah Las Vegas Asia. Segala bentuk maksiat bertebaran di sana. Karena itu, tugas para dai, seperti saya, untuk mengingatkan BMI terkait niat mereka bekerja di Makau.
Saya berkesempatan tugas di Makau selama 15 hari, kebetulan mengikuti agenda yang telah diatur oleh DDHK (Dompet Dhuafa Hong Kong) dan Matim (Majelis Taklim Indonesia Makau).
Sesampainya di Makau, saya sudah disambut Matim yang dipimpin Zainah Isroni–BMI asal Wonosobo yang sudah 13 tahun bekerja di Makau. Tiba waktu berbuka puasa, setelah itu kami melakukan shalat jamaah Maghrib. Setelah shalat Maghrib, makan malam, dan selanjutnya menunggu waktu sampai tengah malam untuk shalat Isya, Tarawih, dan kultum dengan tema Nuzulul Quran.
Bertepatan dengan diperingatinya hari lahirnya Pancasila, tanggal 1 Juni, malam ini adalah tanggal 17 Ramadhan 1439 H. Artinya malam ini juga bertepatan dengan malam diperingatinya Nuzulul Quran. Dalam acara Nuzulul Quran tersebut, diawali dengan shalat Isya berjamaah dilanjutkan dengan shalat Tarawih dan witir, lalu diakhiri dengan kultum tentang hikmah Nuzulul Quran.
Berbeda dengan kebiasaan di Hong Kong, kebanyakan majelis taklim dilakukan pada pagi sampai sore hari, pukul 21.00 mereka harus sudah sampai di rumah majikan. Sedangkan di Makau, BMI tinggalnya tidak dengan majikan. Mereka stay out. Sewa rumah di luar sehingga mereka bisa patungan.
Untuk satu rumah atau flat sewa per bulan kurang lebih P. 11.000 (MOP) setara dengan Rp 18.977.782 (IDR) sesuai dengan kurs hari ini. Terbilang lumayan mahal juga. Setiap satu orang BMI harus mengeluarkan biaya patungan sewa per bulannya sebesar P. 700 (MOP) atau Rp 1.207.677. Meskipun begitu mahal, semangat BMI di Makau untuk menuntut ilmu sangat tinggi. Jamaah yang hadir pun lebih dari 30 BMI.
Uniknya di Makau, shalat Tarawih dan kultumnya dilaksanakan pada tengah malam. Shalat Isya dimulai jam 23.15. Shalat witir selesai jam 24.00. Lanjut kultum sampai pukul 00.30. Kegiatan majelis taklim di sini pun di luar Ramadhan biasanya dilakukan pada malam hari karena menunggu para BMI yang baru pulang dari kerjanya.
Kebanyakan mereka pulang kerja sekitar pukul 20.00. Istirahat sebentar, bersih-bersih mandi dulu, baru siap melakukan shslat berjamaah, ungkap Ibu Zainah. Sebagai pengisi kultum, Saya yang biasa dipanggil dengan sapaan Ustaz Khumon menyampaikan bahwa Alquran akan menjadi penolong pada hari kiamat bagi pembacanya.
Sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Maka marilah membaca Alquran, terangilah rumah-rumah kita dengan membaca Alquran, syukur-syukur, minimal kita bisa khatam sekali dalam satu bulan Ramadhan.
Kultum bertema Nuzulul Quran ini mengajak dan menggugah semangat BMI untuk terus membaca Alquran, meskipun berada di kota judi. Sebab, Alquran adalah pedoman untuk orang-orang yang beriman agar bahagia dunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: barang siapa membaca Alquran, satu huruf Alquran yang dibaca maka akan diberikan pahala sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim, satu huruf. Tetapi, alif satu huruf. Lam satu huruf. Mim satu huruf. (HR Turmudzi)
Sebagai orang yang beriman maka berkewajiban untuk saling ingat-mengingatkan. Marilah kita belajar Alquran, pahami maknanya, dan amalkan isinya. Jangan karena kita berada di lingkungan tidak baik, akhirnya kita pun mejadi tidak baik. Tetaplah menjadi emas, meskipun berada di lumpur yang kotor.
Tetaplah teguh beriman, meskipun hidup di kota yang penuh dosa. Semoga kita bisa mengkhatamkan Alquran pada bulan Ramadhan ini. Semoga Alquran akan menjadi syafaat bagi kita semua nanti pada hari kiamat kelak. Amin.
* Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (CORDOFA), Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU.