REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen memastikan KTT antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) akan berjalan lancar dan aman. Dia mengklaim telah bekerja sangat keras mewujudkan pertemuan bersejarah tersebut.
"Kementerian Luar Negeri Singapura telah berupaya keras dan hati-hati mewujudkan KTT itu. Kami juga ingin menjadi bagian dari sejarah pertemuan yang akan dilangsungkan pada 12 Juni mendatang," kata Ng dalam sebuah pernyataan dilansir di Sputnik, Ahad (3/6).
Setelah sempat membatalkan KTT dengan Korut, pada Jumat kemarin Presiden AS, Donald Trump memastikan KTT 12 Juni akan tetap terselenggara. KTT tersebut bertujuan mengakhiri nuklir di Korut.
Trump sangat berharap ada hasil yang baik saat KTT nanti. Kesepakatan denuklirisasi bisa terlaksana sesuai dengan rencana. Sementara itu, meski pelaksanaan pertemuan tinggal menghitung hari, masalah logistik masih belum terselesaikan. Menurut dua sumber yang terlibat masalah itu, adalah siapa yang akan membayar hotel mewah tempat Kim menginap nanti.
Korut yang murah hati tetapi miskin memberi isyarat negara asing harus membayar tagihan hotel yang dipilih Kim. Hotel yang dipilih pemimpin muda Korut itu adalah Fullerton, hotel neoklasik megah di dekat muara sungai di Singapura. Tarif satu kamar presidential di hotel ini lebih dari Rp 83 juta per malam. Masalah logistik itu disepakati antara dua tim yang dipimpin Wakil Kepala Staf Gedung Putih Joe Hagin dan kepala staf de facto Korut, Kim Chang Son.