Senin 04 Jun 2018 14:43 WIB

Korban Keracunan Keong Sawah Kembali ke Rumah

Masyarakat menganggap ini musibah dan tidak menuntut penjual tutut.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Korban keracunan keong sawah dirawat di Puskesmas Bogor Utara. Hingga Ahad (27/5) pagi jumlah korban mencapai 89 orang.
Foto: Zahrotul Octaviani
Korban keracunan keong sawah dirawat di Puskesmas Bogor Utara. Hingga Ahad (27/5) pagi jumlah korban mencapai 89 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pascakeracunan keong sawah (tutut) yang menimpa warga RW 07, Kampung Sawah, Kota Bogor pekan lalu, Ketua RW Saiful Anwar menyebut warganya sudah pulih semua. Setelah mengalami musibah tersebut, warga bahkan merasa trauma makan tutut.

"Perkembangan untuk korban sebanyak 89 semua sudah pulang. Sudah sehat, tapi masih ada beberapa yang berobat jalan. Itu mereka ke rumah sakit untuk kontrol. Kondisinya 90 persen sudah sehat," ujar Saiful saat ditemui di Kampung Sawah, Senin (4/6).

Total warganya yang mangalami keracunan ada 108, namun yang mendapat perawatan hanya 89 orang. Dengan adanya kejadian ini, masyarakat menghindari makan tutut.

Warga tidak menuntut apa-apa pada si penjual tutut. Para korban sepakat menganggap ini sebagai sebuah musibah. Selama enam tahun terakhir tidak ada masalah dalam jual-beli makanan tutut ini.

"Mereka menganggap ini musibah. Pada prinsipnya kan dia sudah berjualan enam tahun, dan baru kali ini begini. Masyarakat menyadari dan menerima dengan ikhlas," ujarnya.

Informasi yang didapat Saiful dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengatakan tutut yang tidak laku itu dimasak ulang dan dicampur dengan yang baru. Namun, ia masih belum mendapat laporan lebih lanjut.

Meski korban sudah sehat dan kembali ke rumah, Dinkes masih melakukan kontrol. Warga disarankan pergi ke rumah sakit untuk tinjauan lebih lanjut jika merasa belum sembuh total.

"Paling terakhir korban pulang Selasa (29/5) dan Rabu (30/5) kemarin. Sebanyak 100 persen sudah tidak ada yang dirawat. Pemerintah menyanggupi dan membayar seluruh biaya pengobatan," kata Saiful.

Korban keracunan ini pun mendapat bantuan sosial dari relawan yang menggalakkan gerakan Energi Cinta Sesama. Para relawan ini datang dari Jakarta dan membagikan 150 bingkisan sembako.

"Kita tujuannya ingin berbagi empati kepada para korban yang kemarin terkena keracunan makan tutut," ujar Seksi Sosial Relawan, Bode.

Gerakan Energi Cinta Sesama ini adalah gerakan moral dari relawan kepada masyarakat. Sebagian besar kegiatannya adalah yang berhubungan dengan kemanusiaan."Paket sembako ada 150 dan amplop 150 juga," ujarnya.

Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan relawan ini sendiri telah dimulai sejak minggu kemarin di Jatinegara. Mereka berfokus melakukan kegiatan di sekitar wilayah Jabodetabek.

Ustaz Abu Jibril Fuad selaku bagian dari relawan menyatakan kegiatan ini diinisiasi ibu-ibu. Dirinya bersama satu ustaz lainnya hanya mendampingi dan mengarahkan. "Karena merasa kondisi sekarang memprihatinkan, masyarakat merasa kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan. Nah relawan ini bergabung dan bergerak, tergerak," ujarnya.

Baca juga: Status KLB Keong Sawah di Bogor Masih Berlaku

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement