REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali akan memeriksa para sopir bus dan pengemudi angkutan umum untuk mengantisipasi masalah kesehatan selama mudik Lebaran 1439 Hijriah. Pengecekan dilakukan sejak H-7 hingga H+8.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Koesmedi Priharto, ada pendekatan berbeda yang akan dilakukan oleh Dinkes DKI pada Lebaran tahun ini. Jika sebelumnya pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan mendatangi para sopir di terminal-terminal, kini pemeriksaan dilakukan lebih awal dengan mendatangi perusahaan otobus (PO).
"Jadi memang ada beberapa hal yang kita ubah dari biasanya dan selama tiga tahun ini kita lakukan bahwa sopir disiapkan untuk membawa pulang kampung. Kalau dulu hanya diperiksa di terminal tapi ya sekarang kita datangi ke perusahaan busnya," kata Koesmedi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/6).
Koesmedi menjelaskan, pendekatan baru ini dilakukan karena tahun sebelumnya masih banyak ditemukan sopir yang memiliki masalah kesehatan. Mereka gagal beroperasi karena pemeriksaan baru dilakukan di terminal.
Menurut dia, pada tahun lalu ada sekitar lima persen sopir tidak jadi berangkat karena memiliki masalah kesehatan. Sebanyak 13 persen tetap berangkat dengan catatan dari petugas medis. Kini pemeriksaan dilakukan lebih awal melalui PO-PO.
Koesmedi menjelaskan, ada beberapa cek kesehatan yang dilakukan. Selain gula darah, petugas medis akan memeriksa tekanan darah atau hipertensi, dan kandungan alkohol atau narkoba melalui air seni. "Itu kita lakukan sehingga bisa kita tangani jauh sebelumnya," ujar dia.
Pemeriksaan kesehatan di perusahaan otobus telah dimulai sejak dua hari lalu (2/6). Sementara, pemeriksaan di terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan laut baru akan dilakukan sepekan sebelum Lebaran.
Koesmedi belum dapat memastikan jumlah perusahaan bus yang didatangi. Ia memperkirakan jumlah sopir yang diperiksa mencapai 1.636 orang. Jumlah itu, belum termasuk nahkoda, masinis dan pilot yang juga akan diperiksa di pelabuhan laut, stasiun, dan perusahaan aviasi masing-masing.
Menurut Koesmedi, Dinkes akan mengerahkan petugas dari 44 kecamatan seluruh DKI. Ia mengimbau PO-PO untuk memasang foto sopir bus resmi yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan. "Kemarin bersama pak gubernur sudah saya sampaikan kepada kepala dinas perhubungan untuk memasang foto dari sopir bus itu. Jadi berarti itu yang periksa kesehatannya. Kalau fotonya beda berarti bukan dia," ujar Koesmedi.
Kendati demikian, ia mengakui hal itu tidak menjamin para sopir tak melakukan pelanggaran. Para sopir biasanya tertib pada saat masih di terminal. Namun, keluar dari terminal biasa terjadi pergantian. Ia tak menjelaskan bagaimana hal tersebut akan diantisipasi.