Senin 04 Jun 2018 17:21 WIB

Pentingnya Dakwah Komunitas Kesehatan untuk Orang Miskin

Dakwah kesehatan memiliki posisi yang semakin penting.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan Pengajian Ramadhan di UAD.
Foto: Wahyu Suryana.
Kegiatan Pengajian Ramadhan di UAD.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pimpinan Wilayah Muhammadyah (PWM) DIY menggelar kegiatan Pengajian Ramadhan 1439 H. Diselenggarakan 1-3 Juni 2018, Dakwah Komunitas Kesehatan untuk Orang Miskin menjadi tema terakhir yang diangkat Pengajian Ramadhan tahun ini.

Sesi Pengajian Ramadhan terakhir menghadirkan Sri Puluh Handayani dari PDA Kabupaten Sleman, yang merupakan penerima Kemenkes Award TB-HIV Care 2018. Selain itu, ada Sudibyo Markus dari Hubungan Luar Negeri Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dalam paparannya, Sri Puluh Handayani, menceritakan asam garam yang dilaluinya sebagai kader TB, termasuk sebagai tempat curhat para pejuang TB. Tidak heran, telepon genggam yang dimilikinya tidak berhenti berdering sampai subuh setiap hari.

"Sebelum mereka menjawab sudah menelan obat hp saya tetap menyala," kata Sri di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ahad (3/6).

Bagi Sri, tidak banyak orang mendapat kesempatan seperti itu, sehingga perannya walau sulit tetap dinikmati. Hampir tiap pekan Sri mendapat pasien baru, yang artinya tiap pekan pula ada orang yang berkeluh kesan kepadanya.

Kesulitan paling besar tentu saat menghadapi mereka yang baru mengetahui dirinya terjangkit TB. Kadang, 2-3 jam bicara pertama tetap belum cukup menenangkan mereka, apalagi menumbuhkan kesadaran kalau penyakit mereka bisa disembuhkan.

"Sebab, ketika mereka tahu ada kuman TB di tubuhnya, pertama pasti mereka kaget, kadang 2-3 jam diajak bicara tetap belum selesai, dan tugas pertama saya membuat penderita itu sadar dan sabar," ujar Sri.

Hal itu ditambah begitu banyaknya tenaga kesehatan yang menolak kerja sama, apalagi untuk diajak mendatangi pasien-pasien TB. Padahal, untuk satu kabupaten/kota saja, kader-kader TB masih berkisar 8-10 orang.

Kesulitan itu dirasakan pula saat bertemu mahasiswa-mahasiswa kedokteran. Karenanya, Sri sendiri setiap hari harus turun tangan berkeliling untuk memberikan sosialisasi tentang TB, ke PKK, pengajian, kelompok senam, sekolah, madrasah, sampai pabrik.

"Kalau ditolak Bu RT saya cari Pak RT, ditolak Pak RT saya cari Bu RT, ditolak kedua-duanya saya cari Pak RW, masih ditolak saya cari tokoh masyarakat, saya mencoba telaten mengedukasi masyarakat," kata Sri.

Meski begitu, semua itu dijalaninya dengan penuh khidmat, dan dianggapnya sebagai satu pengabdiannya sebagai anak manusia. Senada, Sudibyo Markus dari Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah menilai, dakwah kesehatan miliki posisi yang semakin penting.

Ia berpendapat, bagi Muhammadiyah, inti masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan disebut Ki Bagus Hadikusumo merupakan komunitas basis. Artinya, masyarakat sipil tidak diawang-awang melainkan ada di komunitas basis tersebut.

"Karenanya, peneliti James L Peacock yang sudah meneliti Muhammadiyah sejak 1970an menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi kemanusiaan dan filantropi terbesar yang ada di dunia," ujar Sudibyo.

Untuk itu, peran Muhammadiyah yang jika diibaratkan sebagai pohon besar, harus bisa didukung akar-akar yang kuat. Karenanya, semua elemen Muhammadiyah harus memiliki pemahaman tentang arti masyarakat Islam tersebut.

Artinya, unsur-unsur yang ada walau sudah bisa berjalan secara mandiri, harus miliki semangat integrasi sebagai gerakan masyarakat sipil. Tentunya, suatu komitmen kuat diperlukan tiap elemen-elemen Muhammadiyah yang ada hari ini dan di masa depan.

"Satu contoh yang gampang, Hari Pendidikan Nasional memperingati apa, Ki Hadjar Dewantara, tapi apa yang terjadi dengan sekolah-sekolah Taman Siswa," kata Sudibyo.

Untuk itu, ia menekankan, Muhammadiyah tidak boleh seperti itu, dan masing-masing unsurnya harus senantiasa mendukung elemen-elemen Muhammadiyah lain. Ia mengingatkan, gerakan masyarakat basis merupakan kekuatan penting di era milenial.

Setelah dua pembicara tersebut Pengajian Ramadhan ditutup buka puasa bersama. Buka puasa sekaligus menjadi penutup rangkaian Pengajian Ramadhan 1439 Hijriah PWM DIY yang telah berlangsung sejak 1 Juni 2018.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement