REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, pertemuan antara Prabowo Subianto, Amien Rais dan Habib Rizieq Shihab adalah sesuatu yang wajar. Menurutnya siapapun boleh saja bertemu dengan Habib Rizieq Shihab.
"Politik itu pasti dibahas, juga silaturahim politik itu perlu," kata Hendri pada Republika.co.id, Senin (4/6).
Apalagi, tambahnya, HRS memiliki pendukung yang jumlahnya tidak sedikit sehingga membuatnya diperhitungkan. Menurut survei KedaiKOPI, HRS muncul sebagai tokoh yang dinilai sebagai pemimpin umat. Namanya muncul di urutan pertama diikuti oleh sejumlah ulama termasuk Ustaz Abdul Somad. Sehingga, pertemuan antara tokoh politik Indonesia dengan HRS adalah sesuatu yang wajar.
"Wajar mereka bertemu, bahkan jika (Presiden) Jokowi mau pun ya bisa bertemu tidak perlu malu-malu," kata pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini.
Pertemuan-pertemuan tersebut pun dinilai dapat berpengaruh pada elektabilitas. Sejauh ini, partai-partai yang merapat untuk silaturahim bisa menguatkan solidaritas atau koalisi agar suara tidak tercerai-berai. Meski memiliki banyak haters, koalisi dinilai tidak perlu khawatir. Hendri mengatakan pro dan kontra akan selalu ada sehingga tidak perlu semua diladeni.
"Untuk menang itu kan tidak perlu dukungan semua, cuma perlu 50 persen plus satu orang, tidak harus semua diladeni," katanya.
Yang jelas, tambah Hendri, pertemuan tersebut akan membuka peluang dan kesempatan untuk mencari suara pendukung HRS. Peluang ini dapat meningkatkan elektabilitas juga sebaliknya di pihak lain.
Baca juga: Politikus PKS Apresiasi Usulan Koalisi Keumatan dari Rizieq
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo, bersilaturahim dengan Habib Rizieq di Makkah. Mereka berbincang santai dan sempat melakukan perbincangan terbatas.
Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Rizieq Shihab mengamanahkan untuk terus mendorong agar terealisasinya deklarasi terbuka koalisi keumatan antara Gerinda, PAN, PKS dan PBB, sebelum deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
''Dengan tujuan persatuan umat Islam yang sudah terbangun dalam spirit 212 tetap terjaga dengan baik sehingga akan berdampak pada kemenangan di Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019." kata Ketua Umum PA 212, Slamet Ma'arif kepada Republika.co.id, Ahad (3/6).
Sebelumnya Rakornas PA 212 diketahui menghasilkan sejumlah rekomendasi capres dan cawapres 2019. Salah satu rekomendasinya adalah merekomendasikan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, sebagai calon presiden 2019 - 2024.
Selain Rizieq Shihab, dikutip dari surat hasil rekomendasi rakornas PA 212 yang ditandatangani Ketua Umum PA 212 Slamert Ma'arif dan Ketua Dewan Penasihat PA 212 Amien Rais, terdapat nama lainnya yang direkomendasikan sebagai bakal calon presiden antara lain Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi; Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra; dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan.
Selain nama bakal calon presiden, di dalam surat selebaran tersebut juga terdapat nama bakal calon wakil presiden yang direkomendasikan berdasarkan hasil rakornas PA 212, diantaranya Ahmad Heriyawan, Hidayat Nur Wahid, Yusril Ihza Mahendra, dan Anis Matta. Nama lainnya yakni Zulkifli Hasan, Eggi Sudjana, Bachtiar Nasir, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Baca juga: Habib Rizieq Serukan Deklarasi Keumatan Gerindra-PAN-PKS-PBB