Selasa 05 Jun 2018 08:19 WIB

Jelang KTT Singapura, Korut Copot Tiga Pejabat Militernya

Penggantian Direktur Biro Politik Umum KPA, Kim Jong-gak dikonfirmasi media Korut

Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump
Foto: EPA
Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jelang pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Korea Utara mencopot tiga pejabat militernya dari jabatan mereka, menurut seorang pejabat senior AS. Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya ini mengomentari sebuah laporan oleh kantor berita Yonhap Korea Selatan bahwa ketiga pejabat militer utama Korea Utara diyakini telah diganti.

Trump pada Jumat menginginkan kembali pelaksanaan KTT setelah membatalkannya seminggu sebelumnya. AS sedang mencari akhir yang dirundingkan untuk program senjata nuklir Korea Utara. Pejabat AS percaya ada beberapa pertikaian di militer tentang pendekatan Kim ke Korea Selatan dan AS.

Menurut laporan Yonhap, ketiga orang ini ialah Kepala Pertahanan Pak Yong-sik, Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) Ri Myong-su, dan Direktur Biro Politik Umum KPA Kim Jong-gak. Trump menginginkan agar Korea Utara melucuti nuklirnya, yang berarti menyingkirkan persenjataan nuklir, sebagai imbalan atas keringanan sanksi ekonomi.

Kepemimpinan Korea Utara diyakini menganggap senjata nuklir sangat penting untuk kelangsungan hidupnya. Mengutip seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, Yonhap mengatakan bahwa No Kwang-chol, Wakil Menteri Pertama dari Kementerian Angkatan Bersenjata, telah menggantikan Pak Yong-sik sebagai kepala pertahanan, sementara Ri Myong-su digantikan oleh deputinya, Ri Yong-gil.

Penggantian Kim Jong-gak oleh Jenderal Angkatan Darat Kim Su-gil sebagai direktur Biro Politik Umum KPA dikonfirmasi dalam laporan media negara Korea Utara bulan lalu. Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional tidak memberikan komentar atas hal tersebut.

Pembicaraan tingkat rendah AS-Korea Utara untuk mempersiapkan KTT terus berlanjut. Namun belum ada kemajuan berarti, menurut pengarahan resmi kedua AS pada diskusi.

Pejabat itu mengatakan upaya negosiator AS untuk mendesak definisi denuklirisasi yang segera, komprehensif, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah oleh Korea Utara telah ditentang Gedung Putih. Dalam perubahan yang luar biasa pada delapan hari setelah membatalkan KTT yang mengutip "permusuhan terbuka" Pyongyang, Trump menyambut mantan kepala intelijen Korea Utara, Kim Yong Chol, ke Gedung Putih pada hari Jumat, yang kemudian saling senyum dan berjabat tangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement