Selasa 05 Jun 2018 09:43 WIB

Pasar Saham Asia Melemah Setelah Reli

Investor khawatir dengan perang dagang kawasan

Pasar saham/Ilustrasi
Foto: corbis.com
Pasar saham/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Saham-saham Asia melemah pada awal perdagangan Selasa (5/6). Analis pasar modal menilai pasar mengambil jeda setelah reli hari sebelumnya.

Selain itu, fokus investor bergerak menjauh dari kekhawatiran perang dagang dan kembali ke fundamental ekonomi. Indeks MSCI, ukuran lebih luas dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang, merosot 0,1 persen setelah melonjak 1,4 persen hari sebelumnya. Nikkei 225 Jepang naik 0,2 persen dan KOSPI Korea Selatan kehilangan 0,3 persen.

Tiga indeks utama Wall Street naik Senin (4/6) malam, dipimpin oleh reli di saham sektor teknologi, yang mendorong Nasdaq ke rekor penutupan tertinggi. Laporan ketenagakerjaan AS untuk Juni yang lebih baik dari perkiraan, telah membantu menghidupkan kembali optimisme investor untuk ekonomi terbesar di dunia itu, mengalihkan fokus dari ketegangan perdagangan baru-baru ini.

"Data AS yang kuat menempatkan kembali fundamental dalam sorotan, tepat ketika kekhawatiran politik di Italia surut," kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior pada Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo.

Partai-partai anti-kemapanan Italia membentuk pemerintahan koalisi pada Jumat (1/6) untuk mengakhiri kebuntuan selama tiga bulan terakhir dan mencegah kemungkinan pemilihan umum dini yang tidak stabil. "Titik fokus berikutnya adalah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) mendatang dan apakah the Fed menunjukkan indikasi mempercepat laju kenaikan suku bunga menyusul laporan ketenagakerjaan yang kuat," kata Ichikawa.

Bank sentral AS, Federal Reserve, dijadwalkan akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari mulai 12 Juni. Dengan penghindaran risiko di pasar yang lebih luas, obligasi pemerintah yang dinilai sebagai aset safe-haven dijual dan imbal hasil mereka naik.

Imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10-tahun berada di dekat tertinggi 11 hari di 2,946 persen yang disentuh semalam (Senin waktu AS). Imbal hasil telah turun ke tingkat terendah satu setengah bulan dari 2,759 persen seminggu yang lalu, ketika kekhawatiran politik Italia telah memperburuk sentimen para investor.

Rebound dalam imbal hasil AS mengangkat dolar ke tingkat tertinggi dua minggu di 109,970 yen, dan juga membantu memperlambat kenaikan euro terhadap greenback. Euro datar di 1,1699 dolar, sedikit melemah dari tertinggi 12 hari di 1,1754 dolar yang disentuh pada Senin (4/6) di tengah surutnya kekhawatiran terhadap Italia.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama sedikit berubah pada 94,040 setelah merayap turun 0,2 persen pada Senin. Dolar Australia berdiri di dekat tertinggi enam minggu pada 0,7666 dolar, yang dicapai pada Senin karena data domestik yang optimis.

Di komoditas-komoditas, minyak mentah defensif karena peningkatan produksi AS dan kemungkinan pertumbuhan pasokan global membebani harga. Minyak mentah berjangka AS naik 0,3 persen pada 64,96 dolar AS per barel setelah turun 1,6 persen pada Senin (4/6) dan menyentuh 64,57 dolar AS, tingkat terendah sejak 10 April.

Emas, salah satu aset safe haven, menuju kerugian sesi keempat dengan harga spot emas turun tipis menjadi 1.291,21 dolar AS per ounce.

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement