Selasa 05 Jun 2018 10:02 WIB

Suriname dan Guyana Ingin Belajar IB dari Indonesia

IB merupakan ujung tombak untuk keberhasilan percepatan peningkatan populasi sapi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Sapi hasil inseminasi buatan.
Foto: Istimewa.
Sapi hasil inseminasi buatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi dari Suriname dan Guyana ingin mengetahuitentang perkembangan pembibitan ternak sapi, terutama aplikasi teknologi Inseminasi Buatan (IB). Keduanya pun melakukan business trip program ke Indonesia pada Senin (4/6).http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/pertanian/18/04/22/p7l2l6383-kemendag-kuota-impor-daging-sapi-tidak-dibatasi

Didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriname Dominicus Supratikto, sebanyak 13 delegasi dari Suriname dan Guyana ingin berbagi pengalaman tentang IB di Indonesia.

Baca juga, Kemendag: Kuota Impor Daging Sapi tidak Dibatasi

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sugiono mengatakan, saat ini teknologi inseminasi buatan telah berkembang dengan baik di Indonesia. "Penggunaan IB tidak hanya untuk mempromosikan ternak tetapi juga sebagai alat untuk konservasi genetik ternak," katanya melalui siaran pers.

Ia menjelaskan, pada saat ini IB merupakan ujung tombak untuk keberhasilan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB) yang merupakan fokus kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 2017-2019. program tersebut dituangkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian pada 3 Oktober 2016.

Menurutnya, upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 mendatang. Dengan begitu, akan turut mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Kementerian Pertanian memiliki dua Balai yang bertugas memproduksi semen beku yakni Balai Balai Inseminasi Buatan Singosari dan Balai Inseminasi Buatan Lembang dibawah koordinasi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Untuk menunjang keberhasilan UPSUS SIWAB tersebut kedua Balai ini harus dapat memastikan ketersediaan semen beku yang diperlukan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Keunggulan lain dari kedua Balai Inseminasi Buatan tersebut yakni telah mempu memproduksi semen beku sexing. Artinya bahwa ternak-ternak kelahiran IB dapat diprediksi komposisi jantan dan betinanya.

Sejak 2007 telah mampu melakukan ekspor semen beku ke beberapa Negara seperti Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste and Kyrgyzstan.

Sugiono menambahkan, BBIB Singosari juga telah diakui dunia Internasional dan dipercaya dalam menyelenggarakan pelatihan IB ternak sapi melalui program kerja sama didukung dana bantuan dari Asian Development Bank, Kerja Sama Selatan-Selatan dan pelatihan di dalam negeri lainnya.

"Besok saudara-saudaraku sekalian dari Suriname dan Guyana dapat berkunjung ke BBIB Singosari dan akan melihat sendiri bagaimana kami mengembangkan teknologi IB pada ternak sapi," kata Sugiono.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement