REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan melarang kegiatan sahur on the road (SOTR). Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kegiatan SOTR mengandung lebih banyak keburukan (mudarat) daripada manfaat.
"Untuk SOTR kami sudah menyatakan tegas dari awal bahwa kami tidak mengizinkan SOTR dan kami tidak, apalagi menganjurkan," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Sandiaga mengatakan akan mengganti kegiatan ini dengan sahur in the masjid (SITM). Kegiatan ini dinilai lebih positif karena dapat memakmurkan masjid. "Kami akan mengganti dengan sahur in the masjid (SITM), memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid," ujarnya.
Sandiaga tak menampik masih banyak peserta SOTR yang membandel. Ia mengatakan tak akan membiarkan mereka lolos. Ia akan berkoordinasi dengan sekolah-sekolah untuk memberikan sanksi.
"Untuk yang melanggar saya sudah sampaikan you can run but you can't hide. Kita punya nomornya, pintarnya teman-teman itu nulis nama sekolahnya, jadi kita akan berkoordinasi dengan sekolah-sekolahnya untuk memastikan bahwa perbuatan vandalisme tidak akan terulang lagi. Dan diberikan sanki mungkin mereka nanti diberikan kesempatan untuk melakukan pembersihan ulang," katanya menegaskan.
Sandiaga menambahkan, sanksi yang diberikan akan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan sebab para pelaku masih tergolong anak muda. Namun, bentuk kenakalan yang sudah mengarah pada aksi kriminal, misalnya menyiram air keras, tak akan ditoleransi.
Baca juga: Tawuran Saat SOTR, Polisi: Pelaku Langsung Kami Tahan
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/06/04/p9sto3330-tawuran-saat-sotr-polisi-pelaku-langsung-kami-tahan
Aksi tawuran mewarnai kegiatan SOTR yang dilakukan oleh kelompok pelajar di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, Ahad (3/6) lalu. Pelaku yang diduga sebagai pelaku utama sudah berhasil ditangkap dan ditahan di polres setempat. Pelaku tawuran SOTR di wilayah Jakarta Selatan setidaknya ada tujuh orang yang berhasil ditangkap sebelum mereka memulai tawuran.
"Mereka kan ditangkap di depan Universitas Sahid, Tebet, Jakarta Selatan. Dari STM Penerbangan itu ada enam orang dan dari Universitas Sahid ada satu orang. Mereka belum sempat bentrok karena kita cepat datang. Mereka ngacir, tapi kami berhasil tangkap," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (4/6).
Para pelaku rata-rata sudah berusia tingkat mahasiswa, tetapi ada juga yang masih pelajar. Saat dimintai keterangan, mereka mengaku akan melaksanakan SOTR, tetapi saat digeledah, ditemukan alat-alat yang biasa digunakan untuk tawuran.
"Mereka rencananya mau SOTR, tetapi karena membawa barang itu, menurut kita sudah niat melakukan tawuran dan mereka rata-rata menggunakan sepeda motor, berpapasan, ejek-ejekan dan kejadian. Tapi alhamdulilah kemarin enggak sempat bentrok karena kita amankan," papar Indra.
Para pelaku ini diketahui berada dalam dua kelompok berbeda. Mereka akan dijerat dengan Undang-Undang Darurat. Khawatir masih rawan tawuran, polisi akan mengantisipasi dengan patroli di seluruh wilayah Jakarta Selatan.
Lokasi berikutnya ada di wilayah Jakarta Pusat yang sudah ditangani oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Ada dua pelaku yang sudah ditangkap dan sedang diinterogasi.