REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sejarah sedang diukir di Arab Saudi setelah Direktorat Jenderal Lalu Lintas mengeluarkan surat izin mengemudi (SIM) pertama kepada 10 perempuan pada Senin (4/6). Dalam tiga minggu ke depan, kerajaan Saudi siap mengizinkan perempuan untuk mengemudi.
Sebuah pernyataan resmi mengatakan, 10 perempuan yang diberikan SIM itu sudah memegang lisensi mengemudi internasional. Mereka melakukan tes mengemudi singkat dan uji pemeriksaan mata sebelum diberikan SIM oleh Direktorat Jenderal Lalu Lintas di Riyadh.
Setelah mengkonfirmasi validitas lisensi asing yang dikirimkan melalui portal daring http://www.sdlp.sa dan melakukan tes praktis, 10 perempuan pertama itu akhirnya memperoleh SIM. Izin mengemudi bagi perempuan akan mulai diberlakukan pada 24 Juni mendatang.
Sebuah video yang menunjukkan seorang perempuan menerima SIM dari otoritas Saudi menjadi viral secara daring. Media sosial juga dipenuhi dengan berita dan cicitan-cicitan semangat dari warga Saudi yang mengekspresikan perasaan mereka pada hari bersejarah ini.
"Ribuan ucapan selamat kepada putri-putri dari tanah air yang telah mendapatkan SIM pertama di Arab Saudi," tulis akun @saudalzmanan di jejaring sosial Twitter, dikutip Arab News.
"Terima kasih kepada Penjaga Dua Masjid Suci (Raja Salman), kami akhirnya melihat SIM diserahkan kepada saudara perempuan Saudi kami oleh otoritas Saudi. Sekarang, kami tidak hanya dapat berkendara ke luar negeri (tetapi juga di Arab Saudi)," kata akun Twitter lainnya, @Louie_alfassi.
Langkah pemberian SIM tersebut merupakan bagian dari persiapan departemen lalu lintas untuk menerapkan keputusan kerajaan yang memungkinkan perempuan untuk mengemudi di Arab Saudi. Pada September 2017, sebuah keputusan kerajaan mengumumkan berakhirnya larangan mengemudi bagi para perempuan, yang sebelumnya telah dipertahankan selama beberapa dasawarsa.
Lima universitas Saudi telah membuka sekolah mengemudi untuk perempuan. Universitas-universitas itu adalah Princess Nourah bint Abdulrahman University di Riyadh, King Abdul Aziz University di Jeddah, Tabuk University, Taif University, dan Imam Muhammad ibn Saud Islamic University.
Sekolah mengemudi di Princess Nourah binti Abdulrahman University adalah sekolah mengemudi pertama bagi para perempuan di ibu kota Riyadh. Sekolah tersebut diluncurkan dalam kemitraan dengan Emirates Driving Institute di Dubai.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman merupakan kekuatan di balik pencabutan larangan itu. Rencana reformasinya yang disebut Visi 2030 untuk era pasca-minyak, berusaha meningkatkan angkatan kerja perempuan menjadi hampir sepertiga, naik dari sekitar 22 persen di angka saat ini.