Selasa 05 Jun 2018 16:45 WIB

Presiden Afghanistan Kecam Bom Bunuh Diri Saat Dialog Ulama

Pelaku bom bunuh diri mencoreng prinsip yang berlaku dalam Islam.

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan keamanan Afghanistan mengamankan lokasi bunuh diri saat pertemuan ulama di Kabul, Afghanistan, Senin (4/6).
Foto: REUTERS/Omar Sobhani
Pasukan keamanan Afghanistan mengamankan lokasi bunuh diri saat pertemuan ulama di Kabul, Afghanistan, Senin (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengecam peristiwa bom bunuh diri yang terjadi saat pertemuan ulama-ulama Muslim dari seluruh Afghanistan, di ibu kota Kabul. Ghani mengatakan, pelaku bom bunuh diri telah mencoreng prinsip-prinsip yang berlaku dalam Islam.

Presiden Ghani lantas menegaskan dukungannya terhadap fatwa yang melarang umat untuk melakukan bom bunuh diri. Dia mengatakan, serangan yang dilakukan pelaku bertentangan dengan ajaran nabi dan nilai-nilai islam.

"Serangan yang menargetkan pertemuan ulama-ulama Muslim dari seluruh negeri itu faktanya bertentangan ajaran nabi dan nilai-nilai keislaman," kata Ashraf Ghani.

Serangan bom bunuh diri yang menimpa pertemuan ulama itu telah menelan 14 korban jiwa. Insiden itu juga mencederai tujuh orang ulama. Peristiwa ini sekaligus menjadi rangkaian serangan bom jelang pemilihan dewan parlemen dan distrik yang telah ditetapkan pada 20 Oktober nanti.

Kelompok Taliban yang ingin menerapkan hukum Islam secara ketat di negara tersebut mengelak menjadi pelaku atas serangan tersebut. Namun, militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas pertistiwa itu sambil menyertakan bukti-bukti keterlibatan mereka dalam insiden tersebut.

"Sayangnya perang yang terjadi di Afghanistan telah mengambil nyawa anak-anak kami yang tidak bersalah setiap hari," kata Ghani.

Lebih dari 2.000 ulama dari seluruh negeri mulai mengadakan pertemuan sejak Ahad (3/6) di tenda Loya Jirga (Dewan Agung), untuk membahas konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Mereka berencana mengeluarkan fatwa, atau perintah agama, yang menuntut militan Taliban untuk memulihkan perdamaian dan memungkinkan pasukan asing untuk pergi.

Pada Rabu (30/5), orang-orang bersenjata dengan senapan serbu dan peluncur granat menyerbu markas besar Kementerian Dalam Negeri Afghanistan yang dijaga ketat. Mereka terlibat dalam baku tembak dengan pasukan keamanan selama lebih dari dua jam.

Pada April lalu, dua ledakan di ibu kota Kabul menewaskan sedikitnya 26 orang. Sembilan wartawan yang tiba untuk melaporkan ledakan awal turut menjadi korban tewas bom bunuh diri tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement