Rabu 06 Jun 2018 04:05 WIB

Muslim Ukraina di Tengah Tantangan Sebagai Minoritas

Muslim Ukraina mengalami sejumlah kesulitan dalam menjalankan ajaran agama.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Ukraina
Foto: www.qurban-bayram.blogspot.com
Muslim Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hidup sebagai minoritas di sebuah negara dengan mayoritas pemeluk agama lain tidaklah mudah. Di Ukraina, umat Muslim dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam kebutuhan yang berkaitan dengan agama.

Masjid adalah tempat ibadah yang umumnya mudah ditemui di negara-negara Muslim seperti halnya Indonesia. Namun, lain halnya dengan Muslim di Ukraina, mereka kekurangan tempat ibadah untuk bisa dengan nyaman dan mudah menjalankan ibadahnya.

Seorang mufti Ukraina dari Administrasi Keagamaan Muslim, Said Ismagilov, mengatakan dalam sebuah wawancara ekslusif dengan kantor berita Turki Anadolu Agency, Muslim di Ukraina sangat kesulitan mendapatkan tanah untuk membangun masjid. Ia mengatakan, kurangnya tempat ibadah tersebut terutama tampak di luar kota-kota besar. Bukan hanya terkait masjid, umat Muslim di sana juga kesulitan untuk mendapatkan makanan halal.

"Muslim di kota-kota kecil dengan komunitas yang lebih kecil menghadapi lebih banyak masalah karena mereka bahkan tidak memiliki tempat ibadah atau akses ke makanan halal," kata Ismagilov, dilansir di Anadolu Agency, Selasa (5/6).

Selain itu, ulama Muslim tersebut mengatakan tidak ada cukup pemakaman bagi Muslim di Ukraina. Di samping itu, wanita Muslim di sana juga harus melepas jilbab saat hendak diambil foto untuk paspor mereka.

Atas dasar inilah, Ismagilov menyerukan organisasi Muslim internasional untuk memberikan dukungan dalam pembangunan masjid dan pusat-pusat Islam di negara itu. Ia mengatakan, dukungan tersebut akan menjadi hal yang penting bagi masa depan Islam di Ukraina.

Hampir 1 juta Muslim hidup di Ukraina. Mayoritas Muslim tinggal di Krimea dan di kota-kota besar seperti Kiev.

"Selama era Uni Soviet, agama-agama termasuk Islam dilarang di Ukraina. Jadi, ketika Ukraina merdeka, umat Muslim memulai dari awal untuk belajar tentang agama mereka," katanya.

Kendati begitu, sang mufti mengakui umat Muslim di Ukraina tidak dihadapkan dengan masalah kehidupan sehari-hari mereka. Ismagilov lantas mengatakan, Pusat Islam di Kiev tempat ia bekerja terbuka bagi siapa pun. Banyak kebutuhan umat Islam yang bisa didapatkan di sana, seperti pernikahan, restoran halal, program-program Ramadhan, pendidikan Islam untuk anak-anak dan dewasa, serta fasilitas lainnya.

"Selama Ramadhan, kami menampung sekitar 800-1.000 orang di Islamic Center untuk berbuka puasa dan shalat Tarawih," ujarnya.

Ia menuturkan, fasilitas yang ada di Pusat Islam tersebut juga mengadakan berbagai seminar, kuliah terbuka, dan festival yang menunjukkan budaya dan tradisi Muslim. Menurut dia, acara tersebut tidak hanya terbuka bagi umat Islam, tetapi juga bagi semua orang dari berbagai agama yang berbeda.

Ismagilov kerap mengadakan ceramah di universitas dan seminar Kristen untuk menyampaikan pengajaran tentang Islam. Di samping, hal tersebut untuk membina hubungan baik antara Muslim dan agama lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement