Rabu 06 Jun 2018 01:09 WIB

Menhan Australia akan Kunjungi Indonesia

Kunjungannya memastikan hubungan bilateral pertahanan kedua negara.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.
Foto: Irishtimes.com
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Australia, Senator Marise Payne, dijadwalkan akan mengunjungi Jakarta pada Rabu (6/6). Dalam kunjungannya selama beberapa hari di Indonesia, Payne akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin militer RI.

Ia dikabarkan akan bertemu dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk membicarakan isu-isu terbaru di kawasan. Payne juga akan menindaklanjuti kerja sama panel gabungan dalam Dialog Shangri-La bersama Menhan RI Ryamizard Ryacudu, pada Sabtu (9/5).

"Mempertahankan kawasan yang aman dan stabil merupakan prioritas strategis bagi kedua negara, Australia dan Indonesia," kata Payne, dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/6).

Sebelum melakukan kunjungan, Payne mengaku sangat senang bisa berencana untuk datang kembali ke Indonesia. Ia menambahkan, kunjungannya kali ini akan memastikan hubungan bilateral pertahanan kedua negara yang kuat.

"Hubungan pertahanan Australia dengan Indonesia didasarkan pada kerja sama praktis di bidang-bidang yang mendukung kepentingan kita bersama di kawasan, seperti penangkalan terorisme, keamanan maritim, dan bantuan kemanusiaan, serta penanggulangan bencana," papar dia.

Selain bertemu dengan sejumlah pejabat, Payne juga dijadwalkan untuk menjadi pembicara di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

"Saya juga menyambut baik kesempatan untuk berbicara di depan siswa di Lemhanas tentang cara-cara bagaimana kedua negara bisa bekerja sama untuk mempertahankan kawasan yang aman dan kuat," ungkap Payne.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement