Selasa 05 Jun 2018 23:09 WIB

Tingkatkan Destinasi Halal, Kemenpar Luncurkan Program IMTI

Program IMTI bertujuan menentukan peringkat destinasi ramah wisatawan Muslim.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan Crescent Rating - Mastercard meluncurkan program Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta Selasa (5/6). Peluncuran program IMTI bertujuan untuk menentukan peringkat destinasi-destinasi di Indonesia yang paling ramah terhadap wisatawan Muslim dengan berbagai kriteria yang sudah ditetapkan.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mengapresiasi peluncuran IMTI dalam rangka meningkatkan destinasi pariwisata di Indonesia. Salah satu tujuannya agar lebih ramah terhadap wisatawan dunia. "Program IMTI sekaligus sebagai pemicu kita bertekad memenangkan sebagai destinasi halal terbaik dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun depan atau 2019," kata Arief melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Selasa (5/6).

Ia menerangkan, program IMTI 2018 merupakan upaya meningkatkan komitmen antara pemerintah pusat (Kemenpar) dengan pemerintah daerah (Dinas Pariwisata) serta dengan stakeholder terkait. Tujuannya untuk mengembangkan pariwisata halal di berbagai destinasi di Indonesia. Salah satu tujuannya agar dapat memudahkan wisatawan Muslim dari mancanegara dan dalam negeri.

Dengan demikan, Arief mengatakan, wisatawan bisa mendapatkan informasi seputar fasilitas yang dibutuhkan oleh mereka saat berada di Indonesia. Seperti rumah makan bersertifikasi halal, sarana ibadah yang bersih dan memadai, toilet yang berstandar halal dan lain sebagainya.

"Seperti diketahui, GMTI yang merupakan hasil kerja sama antara Crescent Rating dan Mastercard menjadi acuan index yang paling komprehensif untuk mengukur kualitas dan kuantitas wisata halal di berbagai negara," ujarnya.

Kemenpar juga menginformasikan, GMTI menggunakan empat kriteria penilaian dengan bobot persentasi berbeda-beda. Di antaranya access (10 persen), communication (10 persen), environment (40 persen) dan services (40 persen).

Diinformasikan, dalam laporan GMTI tahun 2000 terdapat 25 juta wisatawan Muslim di seluruh dunia. Kemudian meningkat menjadi 131 juta wisatawan Muslim pada 2018. Diperkirakan akan meningkat menjadi 220 juta pada 2020. Sementara Top-9 GMTI 2018 tahun ini di antaranya, Malaysia, Indonesia dan UAE, Turki, Arab Saudi, Singapura, Qatar, Bahrain, Oman, dan Maroko.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement