Rabu 06 Jun 2018 05:50 WIB

Kiper Chelsea Curiga dengan Diagnosis Gegar Otak Karius

Selama gegar otak, Courtois sama sekali tidak bisa melihat bola.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
 Kiper Liverpool Loris Karius tertunduk setelah kalah 1-3 dari Real Madrid di pertandingan final Liga Champions, Ahad (27/5) WIB dini hari
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Kiper Liverpool Loris Karius tertunduk setelah kalah 1-3 dari Real Madrid di pertandingan final Liga Champions, Ahad (27/5) WIB dini hari

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kiper Chelsea Thibaut Courtois curiga dengan diagnosis Loris Karius dari Amerika Serikat (AS) yang menyatakan kiper Liverpool itu mengalami gegar otak. Rumah sakit tempat Loris Karius dirawat, Massachusetts General Hospital, AS, memberikan pernyataan bahwa Karius mengalami gegar otak selama final Liga Champions melawan Real Madrid pada 27 Mei lalu.

"Saya turut bersedih dengan apa yang terjadi padanya, tapi untuk menyalahkan gegar otak karena melakukan kesalahan? Ia juga melakukan dua penyelamatan yang luar biasa. Jadi, itu cuma beruntung? Saya tidak tahu karena ia tidak melihat bola," kata Courtois seperti dilansir dari Metro, Rabu (6/6).

Courtois mengatakan, ia pernah mengalami gegar otak selama pertandingan. Ia tidak mengatakan, kapan cedera otak itu ia alami. Pemain asal Belgia tersebut hanya mengatakan, ia pernah mengalaminya saat berbenturan dengan Alexis Sanchez. Selama gegar otak, kata Courtois, ia sama sekali tidak bisa melihat bola.

photo
Kiper Chelsea, Thibaut Courtois.

Sergio Ramos dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas gegar otak yang dialami oleh Karius. Karius melakukan kesalahan saat Karim Benzema mencetak gol pembuka. Ia kembali melakukan kesalahan terhadap gol ketiga Madrid yang dicetak oleh Gareth Bale dari jarak jauh pada menit ke-83.

"Sangat disayangkan, ia melakukan dua kesalahan tersebut tapi jika Anda mengalami gegar otak, Anda akan meninggalkan lapangan atau dokter akan mengatakan, 'lihat kamu tidak bisa melihat dengan jelas lagi, kamu harus meninggalkan lapangan,'" kata Courtois.

Dokter rumah sakit tempat Karius menjalani pemeriksaan menyatakan, selama gegar otak, pemain asal Jerman tersebut mengalami disfungsi spasial visual. Artinya, menurut dokter, Karius memang sempat tidak bisa melihat.

"Jika mereka memang mengatakan (kesalahan Karius) karena hal itu maka, ya oke, ia mengatakannya setelah melakukan dua kesalahan di pertandingan penting. Saya pikir semua orang bisa menerimanya. Itu bisa terjadi pada seorang kiper. Tapi untuk menyalahkannya pada gegar otak, saya merasa ini aneh," kata Courtois menjelaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement