REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai, pertemuan antara Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Habib Rizieq Shihab di Makkah belum tentu dapat menggiring suara masyarakat Islam. Menurut dia, pertemuan itu semacam penegasan persekutuan antara tiga tokoh tersebut semata.
"Kalau kita melihat gabungan dari partai-partai islam, atau katakanlah gabungan suara dari seluruh umat Islam, itu mengalami penurunan terus-menerus dari pemilu ke pemilu sampai sekarang. Itu bisa dibandingkan dari tahun '55 sampai sekarang," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/6).
Hal itu, menurut dia, masyarakat Islam Indonesia saat ini makin nasionalis. Arbi menilai, pertemuan di Makkah tersebut sebagai penegasan dari koalisi atau persekutuan antar Amien, Prabowo, dan Rizieq saja.
"Jadi, saya kira pertemuan itu bisa diduga orang selama ini. Yakni, hanya untuk memperlihatkan dan menegaskan persekutuan," ucapnya.
Arbi tak menampik, Habib Rizieq merupakan tokoh di kalangan Islam yang memiliki massa yang besar. Disebutkannya, banyak simpatisan FPI yang sangat bergantung kepada Habib Rizieq.
Baca juga: Arbi: Pertemuan di Makkah Untungkan Amien, Prabowo dan HRS
Seperti diberitakan sebelumnya, Amien Rais dan Prabowo bersilaturahim dengan Habib Rizieq di Makkah. Mereka berbincang santai dan sempat melakukan perbincangan terbatas.
Pembina Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Rizieq Shihab mengamanahkan untuk terus mendorong agar terealisasinya deklarasi terbuka koalisi keumatan antara Gerinda, PAN, PKS, dan PBB, sebelum deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Baca juga: Prabowo Disindir Umrah Politik, Gerindra: Ada yang Panik
Sementara itu, anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, membantah jika Prabowo melakukan umrah politik seperti yang dituduhkan oleh lawan politiknya. Menurut dia, pihak-pihak yang menuding Prabowo melakukan umrah politik sebenarnya sedang panik. Sehingga, menurut Andre, mereka mengeluarkan pernyataan yang tidak masuk akal.
"Tidak perlu ditanggapi mereka nyinyir Pak Prabowo. Saya kira karena mereka panik jadi mengeluarkan kata-kata umrah politik," ucapnya, Sabtu (2/6).
Menurut dia, Prabowo dan Amien Rais sekadar umrah biasa, tidak ada niatan untuk membahas pilpres di Tanah Suci. Memang kebetulan mereka memiliki jadwal umrah yang hampir bersamaan dan tidak ada koordinasi. Apalagi Prabowo berangkat belakangan dari Eropa, sedangkan Amien Rais berangkat lebih dulu dari Indonesia. Bahkan, Amien Rais sudah di Madinah lebih dulu.
"Beliau-beliau ini kan sudah sering berkomunikasi. Jadi, pasti mereka menghubungi satu sama lain ketika mengetaui kalau ternyata mereka punya jadwal umrah yang beririsan. Bertemulah mereka untuk bersilaturahim di sana," kata Andre.