Rabu 06 Jun 2018 14:18 WIB

Gianyar Dorong Pengrajin Akses Pasar Lebih Luas

Pemerintah pusat juga memberi kemudahan ekspor dengan meringankan syarat bea cukai

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Pengrajin menunjukkan sejumlah kain tradisional Bali.
Foto: Republika/Nina Chairani
Pengrajin menunjukkan sejumlah kain tradisional Bali.

REPUBLIKA.CO.ID,  KUTA -- Pemerintah Kabupaten Gianyar mendorong lebih banyak pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) untuk menangkap peluang yang ada. Pemerintah pusat, daerah, kementerian, dan instansi terkait, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif dan perusahaan-perusahaan BUMN menyediakan banyak plafon pembiayaan, pelatihan, pameran, workshop, dan sebagainya untuk mendukung IKM, khususnya sektor kerajinan lebih luas mengakses pasar di dalam dan luar negeri.

"Mereka perlu menumbuhkan kesadaran melakukan sesuatu ketika begitu banyak kemudahan bisa didapatkan," kata Suamba dijumpai Republika dalam Workshop e-Smart IKM di Kuta, Bali, Selasa (5/6).

Suamba mencontohkan IKM yang penghasilannya Rp 50 juta ke bawah cukup mengurus persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan usaha sampai di level kecamatan. Pemerintah pusat juga memberi kemudahan ekspor dengan meringankan sejumlah persyaratan di Bea Cukai.

Regenerasi, sebut Suamba juga patut menjadi perhatian mengingat sektor kerajinan di Gianyar diwariskan turun temurun ke anggota keluarga. Problem yang selama ini terjadi adalah pelaku usaha, khususnya pengrajin cukup nyaman dengan business as usual yang mereka lakukan, padahal peluang yang didapatkan bisa lebih besar.

"Gianyar menopang 80 persen ekspor kerajinan Bali ke berbagai negara di dunia. Negara lain juga bangga jika produk-produk mereka dipajang di artshop Gianyar," kata Suamba.

Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan (KSAK) di Kementerian Perindustrian, E Ratna Utarianingrum mengatakan sektor kerajinan luar biasa dalam menyumbang perekonomian nasional. Bali sebagai kantong kerajinan nasional yang sudah dikenal dunia perlu didorong memperkuat brand (merek) lokal agar bisa mengakses pasar lebih luas.

"Cerita (story) tentang produk atau product knowledge itu sangat penting, selain harga (pricing)," katanya.

Hingga 2019, pemerintah menargetkan 10 ribu IKM masuk ke pasar daring (online) melalui platform digital bernama e-Smart IKM. Marketplace besar yang telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian di dalamnya adalah Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, dan Blanja.com.

Jumlah IKM yang terdaftar meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari 1.730 IKM pada 2017 menjadi empat ribu IKM target tahun ini. Hingga Mei 2018, Ratna mengatakan sudah ada seribu IKM mengikuti kegiatan serupa. Selain di Bali, Workshop e-Smart IKM juga digelar di Malang, Bogor, Bandung, dan Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement