Rabu 06 Jun 2018 16:46 WIB

Perlu Bersatu Menyelesaikan Persoalan Bangsa

Persoalan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah.

Suasana sarasehan nasional Bersatu Dalam Menyelesaikan Persoalan Bangsa”.
Foto: Dok Penggerak Budaya Nusantara
Suasana sarasehan nasional Bersatu Dalam Menyelesaikan Persoalan Bangsa”.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penggerak Budaya Nusantara menggelar Sarasehan Nasional Indonesia Kita di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Selasa (5/6). Sarasehan yang mengusung tema “Bersatu Dalam Menyelesaikan Persoalan Bangsa” tersebut diikuti oleh berbagai mahasiswa dari berbagai macam universitas yang ada di Yogyakarta.

Panitia mengundang berbagai narasumber dengan berbagai latar belakang dan profesi untuk membahas tema sarasehan tentang persoalan bangsa. Mereka adalah,  Kombes  Pol Rudi Heru Susanto SH, MH (Polda DIY), Kolonel Inf Jaelan SIP (Korem 072/ Pamungkas), Drs Sihono, HT, MSi. (PWI DIY), dan KH Ahmad Sugeng Utomo (Penggerak Budaya Nusantara).

Selain itu, Drs Tri Saktiyana MSi. (Disperindag DIY), Dr Ahmad Norma Permata PhD (Muhammadiyah), Syaifuddin Al Gozhalie (Ansor DIY), dan Beni Susanto (LSM DIY). Diskusi narasumber dipimpin oleh moderator Prof  Drs  Purwo Santoso MA, PhD.

Purwo Santoso yang juga  rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta menyimpulkan bahwa untuk menyelesaikan persoalan bangsa harus ditangani di semua sektor secara bersama-sama. “Tidak bisa pemerintah saja yang harus menyelesaikan persoalan bangsa. Namun rakyat juga harus ikut andil,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/6).

Purwo Santoso  menambahkan,  hal yang sangat penting adalah penggunaan media yang menjelma seperti dua mata pisau. Bisa sangat bermanfaat jika digunakan sesuai peruntukannya, namun bisa sangat berbahaya jika tidak digunakan sangat bijak. “Media ibarat angin yang membawa paham, ide dan gagasan ke seluruh penjuru lapisan masyarakat,” tuturnya.

Sarasehan tersebut diikuti oleh 300 peserta dari berbagai mahasiswa dan ormas di Yogyakarta. Mereka antara lain berasal dari UIN Sunan Kalijaga, UGM, UNY, UMY dan kampus swasta lainnya. Selain itu, sarasehan  juga diikuti oleh para santri pondok pesantren dan ormas yang ada di Yogyakarta. Setelah acara selesai dilanjutkan dengan buka bersama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement