Rabu 06 Jun 2018 21:01 WIB

Umat Islam Disarankan Bangun Koalisi di Bidang Ekonomi

Disarankan memberi perhatian untuk membangun koalisi keumatan dalam bidang ekonomi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin
Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat pleno rutin ke-28 di kantor MUI pusat pada Rabu (6/6). Wantim MUI membahas masalah strategis yang dihadapi umat Islam untuk dicari solusinya. "Sejak rapat pleno pertama kita membahas masalah strategis itu melahirkan kesepakatan-kesepakatan dan ada hasilnya yang dipublikasikan," kata Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin kepada Republika.co.id di kantor MUI pusat, Rabu (6/6).

Din mengatakan, sejak 2018 rapat pleno Wantim MUI dijadikan sebagai sarana silaturrahim dan dialog dengan berbagai pihak. Dalam rapat pleno kali ini ingin meminta pandangan Wakil Presiden RI yang juga sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK).

Ia mengatakan, telah meminta pandangan JK tentang bagaimana merajut ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniah. Beliau sebagai tokoh umat dan tokoh bangsa yang punya pengalaman panjang tentu bisa memberikan perspektif. "Sangat menarik yang beliau (JK) usulkan, jangan terlalu banyak bicara soal kerja sama dalam bidang politik, koalisi keumatan dalam bidang politik, tapi coba beri perhatian kepada membangun koalisi keumatan dalam bidang ekonomi," ujarnya.

Din juga menyampaikan, ada kesan di sebagian umat Islam bahwa seolah-olah pemerintah tidak berpihak kepada kepentingan umat Islam. Mungkin masalah yang dihadapi umat Islam, umat Islam kalah bersaing dengan kelompok lain. Seperti kalah bersaing dalam bidang ekonomi karena itulah pangkal masalahnya.

Dia juga berpesan kepada umat Islam agar memperkokoh ukhuwah Islamiyah dengan semangat Ramadhan. Ukhuwah Islamiyah sudah jelas dasarnya dalam Alquran dan hadis. "Ini saatnya untuk kita rajut dalam silaturrahim keumatan dan kita kembangkan menjadi silaturrahim kebangsaan, saya kira itu pesan Ramadhan dan Idul Fitri yang sangat sentral," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement