Kamis 07 Jun 2018 10:31 WIB

Akhir Kisah Dani Pedrosa, Raja tanpa Mahkota MotoGP

Pembalap setinggi 158 cm itu rentan cedera serta kerap mengalami kecelakaan.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
Dani Pedrosa
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Dani Pedrosa

REPUBLIKA.CO.ID,  BARCELONA -- Setelah 12,5 tahun, Dani Pedrosa harus mengosongkan tempatnya di Repsol Honda untuk Jorge Lorenzo. Apakah kariernya yang gemilang di MotoGP akan segera berakhir?

Nicky Hayden (2006), Casey Stoner (2011), dan Marc Marquez (2013-2018) adalah rekan-rekan setim Pedrosa yang seluruhnya pernah menjadi juara dunia. Hanya dirinya yang kehabisan daya mengejar gelar di Kejuaraan Dunia MotoGP.

Pedrosa lebih sering menjadi runner-up, pada 2007, 2010, dan 2012, dan enam tahun setelah itu dirinya seperti tenggelam. Pedrosa menunjukkan loyalitasnya yang tinggi untuk Honda, HRC, dan Repsol. Ia menang setidaknya satu kali di setiap gelaran grand prix.

Secara keseluruhan, pembalap Spanyol ini telah mencetak 31 kemenangan di MotoGP dalam 12,5 tahun, namun masing-masing hanya satu kali pada 2011, 2012, 2014, 2016, dan 2017. Pada 2014, Pedrosa mengatur manajemennya sendiri sementara waktu pada 2014 bersama Alberto Puig.

Pada 2017, Pedrosa menggandeng Giacomo Guidotti, mantan kepala kru Pramac Ducati 2017. Pembalap asal Spanyol ini juga memercayakan manajemennya ke Wasserman Group di bawah Sete Gibernau merangkap pelatih dan dokter jiwanya.

Satu hal yang tak pernah berubah, Pedrosa tak pernah lagi menjadi juara dunia dan pembalap setinggi 158 cm itu rentan cedera serta kerap mengalami kecelakaan.

Tak setahun pun dilalui Pedrosa tanpa kecelakaan. Kadang tulang rusuknya patah, tulang jari, bahkan sempat menjalani operasi lengan. Namun demikian, Nakamoto dan Suppo masih memberi kontrak dua tahun untuknya tahun lalu.

Pedrosa memenangkan Kejuaraan Dunia 125cc pada 2003, 2004, dan 250cc pada 2005. Ia mengalami patah tulang kaki saat GP Australia 2003.

"Saya sudah melihat banyak seleksi pembalap muda di Movistar Cup dan menyadari Dani itu istimewa. Cahaya di matanya, rasa ingin tahunya, tekadnya, ambisinya, dia menonjol dari semua lawan," kata Puig dilansir dari Speedweek, Kamis (7/6).

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Pedrosa mengucapkan salam perpisahan untuk Puig juga Honda. Lorenzo, pembalap yang meraih 45 kemenangan dan tiga gelar juara dunia (2010, 2012, 2015) jelas sosok menjanjikan untuk tim Oranye.

Pedrosa akan selalu menjadi salah satu pembalap terlama dan paling sukses di Honda. Ia dinobatkan sebagai raja tanpa mahkota di MotoGP. Bintang-bintang kuat pernah berjalan bersamanya, mulai dari Valentino Rossi hingga Lorenzo, dari Casey Stoner hingga Marquez. Hal serupa terjadi pada Kevin Schwantz dengan Rainey, Gardner, Doohan dan Lawson.

Banyak spekulasi bermunculan tentang karier Pedrosa usai hengkang dari Honda. Ada yang menyebut dirinya masih berpeluang menjadi pembalap satelit Petronas Yamaha.

Ada juga yang memperkirakan Pedrosa akan tetap bersama Repsol Honda, sebagai duta atau pencari bakat-bakat muda. Dorna juga bisa menawarkan pekerjaan baru yang populer bagi orang-orang hebat di MotoGP, seperti yang pernah diberikan untuk Franco Uncini, Loris Capirossi, dan Alberto Puig.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement