REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menemui Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Pertemuan kedua kepala pemerintahan itu dilakukan beberapa hari sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) Trump dan Pemimpin tertinggi KOrea Utara (Korut) Kim Jong-un.
Abe dan Trump diketahui memang memiliki hubungan harmonis. Kedua kepala pemerintahan itu kerap mengadakan pertemuan. Abe tampaknya akan menekankan sejumlah masalah yang berkaitan dengan keamanan Jepang termasuk terkait persenjataan nuklir Pyongyang.
"Akan bertemu Presiden Trump untuk mengkordinasikan isu nuklir, rudal dan terpenting penculikan," kata Shinzo Abe seperti diwartakan BBC, Kamis (7/6).
Seperti diketahui, selama tahun 1970-an dan 1980-an Korut menculik sejumlah warga negara Negeri Sakura. Hal itu dilakukan untuk melatih mata-mata Korut bahasa dan kebudayaan Jepang.
Pyongyang juga telah mengonfirmasi telah menculik 13 warga negara Jepang. Kendati, jumlha korban penculikan tersebut diperkirakan masih lebih banyak lagi.
Kantor berita Korut KCNA mengatakan permasalahan tersebut telah dipecahkan. Pyongyang lantas menyebut Jepang berusaha membesar-besarkan isu tersebut untuk mengganggu upaya denuklirisasi Korut.
Terkait hal tersebut, Shinzo Abe khawatir kesepakatan yang akan dicapai Trump dan Kim dalam KTT tersebut mengabaikan kepentingan Jepang. Pertemuan dengan Trump sekaligus memastikan jika keinginan Tokyo juga tercapai dalam KTT tersebut.
Sementara Jelang KTT AS-Korut, sejumlah presiden kerap menemui kedua pimpinan negara tersebut. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Pyongyang dan mengundang Kim datang ke Moskow.
Kim Jong-un juga diketahui telah melakukan perjalanan ke Beijing guna menemui Presiden Cina Xi Jinping. Selanjutnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad juga berniat melakukan perjalanan ke Pyongyang.