Kamis 07 Jun 2018 17:06 WIB

Kebutuhan Daging Ayam di DIY Meningkat Dua Kali Lipat

Ketersediaan daging ayam saat ini sebesar 6.030 ton.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Jumpa pers Hasil Pemantauan Harga dam Srok Bahan Pangan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1439.
Foto: Neni Ridarineni.
Jumpa pers Hasil Pemantauan Harga dam Srok Bahan Pangan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1439.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kebutuhan daging ayam di hari besar keagamaan seperti di bulan Ramadhan dan Lebaran di DIY meningkat dua kali lipat dari biasanya. Tercatat, kebutuhan daging ayam di tingkat rumah tangga di saat ini meningkat sekitar 21 persen.

"Namun untuk kebutuhan secara keseluruhan (rumah tangga dan non rumah tangga), termasuk hotel, kuliner, untuk hajatan, para wisatawan meningkat dua kali lipat dari kebutuhan normal," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY, Arofa Noor Indriyani, saat jumpa pers Hasil Pemantauan Harga dab Stok Bahan Pangan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1339 H, di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (7/6).

Peningkatan permintaan tersebut, papar dia, karena banyaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Apalagi kali ini liburan panjang serta tiga hari setelah Lebaran sudah banyak orang hajatan. "Kami juga khawatir, semakin banyak kebutuhan daging ayam," ujarnya.

Ia menjelaskan ketersediaan daging ayam saat ini sebesar 6.030 ton dan kebutuhan sampai akhir Juni sebanyak 5.800 ton, sehingga masih ada sisa 230 ton sampai akhir Juni 2018. Ketersediaan daging ayam tersebut masih dari DIY, belum mendatangkan dari luar.

"Karena di Sleman ada perusahaan daging ayam potong besar yakni di PT Aneka Usaha Saliman yang per hari memotong 50 ribu ekor. Saya sudah komitmen dengan perusahaan tersebut yang penting kebutuhan di DIY dulu agar jangan sampai kekurangan," jelasnya.

Dikatakan, kebutuhan yang meningkat tersebut merupakan salah satu komponen penyebab kenaikan harga daging ayam. Namun, kata Arofa, kenaikan harga daging ayam dipengaruhi oleh beberapa komponen lain. "Faktor kenaikan harga itu selain kebutuhan, yakni komponen pakan, hormon, distribusi."

Sementara itu, anggota Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Sugeng, mengakui adanya kebutuhan daging ayam dan harganya yang merangkak naik.

Dari hasil pemantuan TPID DIY di distributor daging ayam di Kulonprogo mengalami peningkatan dua kali lipat. Pada hari biasanya hanya memotong 400 ekor per hari. Dan diperkirakan mulai H-2 sampai Lebaran naik 100 persen yakni sekitar 800 ekor, namun demikian stoknya tersedia.

"Artinya fakta di lapangan stok masih cukup. Kenaikan harga daging ayam karena permintaan meningkat. Meskipun demikian stok aman," ujarnya.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Tri Saktiyana, hasil pantauan terhadap tiga pasar di Kota Yogyakarta (Pasa Beringharjo, Demangan dan Kranggan) harga daging ayam broiler per Kamis (7/6) rata-rata sudah Rp 35,333 per kilogram. Sedangkan sehari sebelumnya harga rata-rata Rp 35 ribu per kg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement