REPUBLIKA.CO.ID, SURABYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku terkesan ketika membaca saritilawah ayat-ayat jihad dan cinta pada acara Lailatul Qiroah dalam peringatan Nuzululquran di Taman Bungkul Surabaya, Rabu (6/6) malam.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Kamis (7/6), mengatakan, sebelum didaulat membaca saritilawah, ia dibantu pengurus NU mencari ayat dalam Alquran yang cocok untuk menjelaskan kepada masyarakat Surabaya terkait dengan jihad.
"Akhirnya saya menemukan ayat yang cocok itu," katanya.
Dengan penjelasan dari para ulama, ia memahami ayat-ayat jihad yang selama ini digunakan untuk melakukan tindakan teror adalah tidak mengambil ayat secara utuh, akan tetapi secara sepotong-sepotong.
"Yang saya tahu, ayat yang digunakan mereka dipotong-potong, jadi yang untung, yang menguntungkan, dan sesuai dengan pikiran mereka, itu yang diambil. Ini harus dibantah dengan ayat-ayat yang di dalam Alquran yang seutuhnya, supaya mereka bisa jelas," ujarnya.
Baca juga, Indonesia Butuh Jihad Kebangsaan.
Ketua PCNU Surabaya Muhibbin Zuhri mengatakan kegiatan Lailatul Qiroah yang dihadiri ribuan warga Surabaya pada Rabu (6/6) malam itu merupakan acara tahunan diselenggarakan PCNU Surabaya. "Kami berharap nantinya Taman Bungkul sebagai tempat acara ini tidak hanya menjadi kawasan wisata tetapi juga menjadi kawasan religi," ujarnya.
Ketua PBNU Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa agama Islam terdiri atas kata salam yang berarti damai. Kemudian salamatun juga berarti selamat, dan taslim yang berarti berserah kepada Allah.
Selain itu, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW juga diperintah Allah untuk membentuk organisasi, yaitu umattan wasaton, umat yang moderat, berada di tengah. "Tidak sekuler, juga tidak radikal. Sikap moderat juga harus dilengkapi dengan kecerdasan," katanya.
Said menambahkan ayat terkait dengan perang diturunkan saat terjadi perang Ahzad. Ayat tersebut harus dibaca juga konteksnya atau asbabun nuzul-nya. Ayat terkait dengan perang tidak tepat jika diterapkan dalam keadaan damai