REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyakinkan masyarakat di Bali akan dapat berlebaran tanpa mengalami pemadaman. Beban puncak listrik Bali rata-rata per hari yang mencapai 863 megawatt (mw) diperkirakan akan turun menjadi 752 mw pada saat libur Idul Fitri.
Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar dalam kunjungan kerjanya ke Bali hari ini, Kamis (7/6), menyatakan saat ini kelistrikan Bali relatif aman. "Listrik kita punya reserve margin di Bali sebesar 46 persen, jadi insya Allah aman untuk Lebaran dan bulan-bulan berikutnya dan stok ini lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 30 persen," ujar Arcandra.
Pernyataan Arcandra tersebut diamini General Manager PT PLN Distribusi Bali Nyoman Astawa. Menurut Astawa, pasokan listrik Bali diperoleh dari PLTU Celukan Bawang (380 mw) Pusat Listrik Tenaga Diesel & Gas (PLTDG) Pesanggaran (340 mw), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTD) Gilimanuk (130 mw) PLTD Pemaron (80 mw) dan dari empat kabel interkoneksi Jawa Bali sebesar 320 mwW. Jadi, total pembangkitan dan kabel laut itu didapat pasokan listrik 1.280 mw dan dengan beban puncak sebesar 863 mw maka akan tersedia cadangan sebesar 417 mw.
"Pendukung kelistrikan Bali disuplai oleh 16 gardu induk, dan beban trafo-trafo yang ada di gardu-gardu induk tersebut rata-rata di bawah 60 persen, jadi masih aman apabila terjadi satu unit trafo kami gangguan," lanjut Astawa.
Pemerintah akan terus melakukan pemantauan ketersedian stok listrik maupun BBM untuk masyarakat yang merayakan Lebaran agar dapat berlebaran dengan aman dan nyaman.