Kamis 07 Jun 2018 21:50 WIB

Survei: Jokowi Unggul di Jateng dan Jatim, Prabowo di Madura

Charta Politika mengatakan elektabilitas Jokowi masih unggul atas Prabowo.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya  memamaparkan hasil survei nasional yang dilakukan oleh Charta Politika di Jakarta, Senin (21/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya memamaparkan hasil survei nasional yang dilakukan oleh Charta Politika di Jakarta, Senin (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei elektabilitas calon presiden (capres) Charta Politika terbaru menunjukkan Joko Widodo sebagai calon pejawat masih unggul atas Prabowo Subianto sebagai capres penantang di 2019. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya dalam rilis survei terbaru di Jakarta Selatan, Rabu (6/6).

"Di Jawa Tengah karena basis massa PDIP dan nasionalis PNI sejak pemilu 55 (red.15 Desember 1955), maka Jokowi akan sangat mudah menang di Jateng. Sedangkan di Jawa Timur basis nahdliyin dan nasionalis cukup kuat dengan PKB diurutan pertama dan PDIP diurutan kedua," kata Yunarto.

Survei ini dilakukan pada 23-29 Mei 2018 ini melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel di dua wilayah, Jawa Tengah dan Jawa Timur masing masing 1200 responden, dengan margin of error 2,83 persen. Di Jawa Tengah, lanjut Yunarto, perolehan hasil pilpres sangat mudah ditebak, kemungkinan akan mudah bagi Jokowi mengalahkan Prabowo. Ini terlihat dari tingkat kepuasan warga Jateng dan elektabilitas pejawat di Jateng.

"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mencapai 80 persen. Elektabilitas Jokowi mencapai 67,3 persen bila head to head dengan Prabowo di angka 11 persen," jelasnya.

Untuk survei keterpilihan partai politik jelang pemilu legislatif (pileg) 2019. Charta Politika menyebut Jateng masih menjadi kekuatan penting 'kandang banteng' milik PDIP. Partai moncong putih ini memiliki elektabilitas terbesar dengan angka survei 38 persen. Disusul PKB diurutan kedua diangka 10 persen dan PPP diurutan ketiga dengan angka 7,1 persen.

Yunarto mengungkapkan para pemilih dari masing masing parpol di Jateng lebih dominan memilih Jokowi. Hanya Gerindra Jateng yang pemilihnya tetap konsisten mayoritas memilih Prabowo. "Beberapa pendukung parpol oposisi di Jateng seperti PKS terpecah dan dominan memilih Jokowi diangka 40,4 persen," ujar Yunarto.

Sedangkan untuk di wilayah Jawa Timur, lanjut dia, tingkat kepuasan pejawat oleh responden di Jatim ternyata juga cukup tinggi di angka 72,6 persen. Elektabilitas Jokowi berbanding dengan Prabowo di Jatim bila head to head, jokowi 52,4 persen dan prabowo 33,6 persen.

Sedangkan untuk elektabilitas parpol, Yunarto menyebut PKB masih menjadi partai favorit warga nahdliyin dengan elektabilitas teratas 25 persen. Di posisi kedua Gerindra 20,3 persen dan PDIP 10 persen.

Hasil ini, menurutnya selaras dengan basis massa parpol dan elektabilitas Jokowi yang lebih tinggi di Jatim. Karena mayoritas warga nahdliyin dan kelompok nasionalis di Jatim masih menginginkan Jokowi. "Di jatim kultur politik aliran masih sangat kuat. Ini yg membuat PKB bisa mengalahkan PDIP walaupun Cak Imin belum muncul sebagai calon teratas," imbuhnya.

Namun dari hasil survei Charta Politik di Jatim ini ada yang menarik, dimana masyarakat Madura walaupun nahdliyin tapi cenderung memilih Prabowo. "Ini menarik Jokowi justru sangat lemah di kawasan Madura," terangnya.

Dari lima wilayah pembagian Charta Politika di Jatim, wilayah Arek, Tapal Kuda, Mataraman, Mataraman Pesisir dan Madura. Empat wilayah Jokowi dominan dan di Madura 67,5 persen warga justru memilih Prabowo. Padahal di wilayah basis massa nahdliyin seperti Arek dan Tapal Kuda, Jokowi masih kuat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement