REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namanya Adinda Saraswati. Di usianya yang masih 16 tahun, boleh dibilang Adinda menjadi sosok remaja yang istimewa. Sebuah novel fantasi berjudul Things That Live Within telah diluncurkannya Rabu (6/6), di Kinokuniya Bookstore Plaza Senayan, Jakarta Selatan.
Novel ini merupakan novel perdana Adinda yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Kegemarannya menulis kini membuahkan hasil berupa sebuah novel saat ia masih duduk bangku sekolah menengah.
Saat acara launching novelnya, ayahnya, Akbar Faisal bercerita bahwa kegemaran Adinda menulis berawal dari sebuah kemarahan. "Saat berada di kelas empat SD, ia harus pindah ke sekolah berbahasa Inggris," ujar Akbar.
Adinda pun kala itu mengalami kesulitan. Namun kesulitan tersebut akhirnya berbuah manis. Karena kini Adinda dapat meluncurkan bukunya dan seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris.
Adinda Saraswati menerima mockup cover novelnya.
Kedua orang tua Adinda sangat mendukung bakat menulis putrinya itu, terlebih setelah tulisan Adinda sempat viral pada 2017 lalu. Adinda saat itu membuat surat terbuka untuk Perdana Menteri Malaysia mengenai insiden bendera merah putih terbalik dalam buku panduan SEA Games 2017. Lalu tulisan tentang keprihatinannya terhadap warga Rohingya di Myanmar dan Bangladesh, kembali viral di tahun yang sama.
Ayahnya merasa tulisan putrinya itu tajam untuk ukuran siswa sekolah menengah. Putri kedua Akbar Faisal dan Andi Syamsartika Virawati ini diam-diam mulai menulis Things That Live Within ketika ia berada di kelas tujuh. Setelah diketahui ayahnya, beberapa penulis lain seperti Dee Lestari dan Witjaksono Adi kemudian membaca tulisan Adinda. Mereka pun memberikan catatan positif kepadanya sebagai penulis baru dengan gaya tulisan yang khas.
“Saya sangat suka menulis, karena menurut saya menulis adalah cara yang paling sempurna untuk mengekspresikan diri. Saya tidak pernah menyangka novel Things That Live Within ini bisa diterbitkan,” kata Adinda, saat peluncuran novelnya.
Launching novel Adinda Saraswati turut dihadiri Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.
Novel ini bercerita tentang gadis remaja bernama Wanda yang terlempar ke dunia paralel yang sedang dilanda perang, bernama Zenith. Pada saat bersamaan, di bumi sedang terjadi fenomena hilangnya gadis-gadis remaja antara usia 14 hingga 20 tahun secara acak, yang dikenal sebagai disappearee.
Fenomena ini ikut menghilangkan empat orang sepupu terdekat Wanda. Di Zenith, ia kemudian ikut berperang sebagai prajurit, sekaligus berusaha menemukan sepupu-sepupunya. “Adinda cukup berani dan kreatif merambah genre yang jarang disentuh penulis pemula. Walaupun fantasi, tapi sebenarnya cerita di Things That Live Within cukup akrab dengan dunia remaja, seperti kisah tentang hubungan keluarga atau persaudaraan, kebimbangan saat ‘terjun’ ke dunia baru yang asing, juga keberanian untuk memercayai suara hati dan mengambil keputusan,” ujar Anastasia Mustika Widjaja, Pemimpin Redaksi Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama.
Novel Things That Live Within saat ini sudah tersedia di seluruh toko buku dan toko buku online seluruh Indonesia. Terbitnya novel ini diharapkan dapat ikut menguatkan perkembangan karya fantasi di Indonesia.