Jumat 08 Jun 2018 10:46 WIB

Hanafi Rais Sebut Koalisi Keumatan Menyatukan Umat

Saya kira nanti di 2019 juga itu pembuktian politik

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Budi Raharjo
Amien Rais dan Prabowo Subianto bertemu Rizieq Shihab di Makkah.
Foto: istimewa
Amien Rais dan Prabowo Subianto bertemu Rizieq Shihab di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menampik pernyataan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Indivasi Ali Muchtar Ngabalin, yang menyebut koalisi keumatan dapat memecah belah bangsa. Menurutnya, koalisi tersebut justru sebaliknya, yaitu menyatukan umat.

"Enggak-enggak, malah justru menyatukan. Karena saya hadir sendiri dan Habib Rizieq sangat bijaksana dan saya kira beliau tetap istiqomah melihat umat ini tetap bersatu, kemarin di 411, 212 sudah dibuktikan, saya kira nanti di 2019 juga itu pembuktian politik ya," kata Hanafi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/6).

Ia pun menegaskan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari pernyataan Ngabalin tersebut. Sementara itu Hanafi menjelaskan, PAN masih terus melakukan komunikasi dengan partai-partai yang diharapkan pembina Persaudaraan (PA) 212 Rizieq Shihab bisa tergabung di dalam Koalisi Keumatan.

"Selama ini kan memang ada komunikasi terus ya, ketika pilkada beberapa provinsi yang strategis, kita komunikasi. Kemudian menuju pendaftaran Pilpres di Agustus september juga kita jalin komunikasi. Jadi komunikasinya juga tidak hanya antar ketua umum tapi juga berbagai level pimpinan yang lain," ungkapnya.

Sebelumnya Ngabalin ikut menanggapi soal pembentukan koalisi keumatan yang diserukan Rizieq Shihab. Dia menilai pembentukan koalisi keumatan tersebut dapat memecah belah rakyat Indonesia.

"Ini yang saya jelaskan gunakan pilihan kata yang kurang santun yang pecah belah rakyat pecah belah umat" kata Ngabalin di Gedung Patra Jasa Kuningan, Jakarta, Rabu (6/6) lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement