Tokoh Masyarakat India Minta Gaji Imam dan Muazin Dinaikkan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andi Nur Aminah

Jumat 08 Jun 2018 15:25 WIB

Jamaah Muslim India beristirahat berbaring menunggu waktu berbuka di Masjid Jama, New Delhi, India. Foto: AP PHOTI/Manish Swarup Jamaah Muslim India beristirahat berbaring menunggu waktu berbuka di Masjid Jama, New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Memasuki periode 10 hari terakhir Ramadhan, inisiatif untuk memperbaiki kondisi para imam di India telah meningkat. Beberapa tokoh masyarakat di sana meluncurkan kampanye untuk meyakinkan pengurus masjid agar menaikkan gaji para imam. Hal itu karena, imam yang menyampaikan khutbah Jumat dibayar rendah di sana.

Selain itu, para aktivis juga mengimbau masyarakat luas untuk membantu imam secara finansial dengan hadiah selama bulan suci Ramadhan. Presiden LSM Asosiasi Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan (SEWA), Yusuf Abrahni, mengatakan bahwa seruannya melalui WhatsApp, YouTube, dan Facebook telah mendapatkan tanggapan yang luar biasa dengan banyaknya pengurus masjid yang meningkatkan gaji para imam. Abrahni telah meluncurkan 'Kampanye Bantu Imam' pada awal Juni lalu.

"Kami secara langsung telah mendekati lebih dari dua lusin masjid dan para pengurus masjid telah berjanji untuk meningkatkan gaji para imam. Terlepas dari gaji bulanan yang lebih baik, para imam juga layak menerima sejumlah uang dalam bentuk hadiah yang umumnya diberikan menjelang akhir Ramadhan," kata Abrahni, dilansir di Times of India, Jumat (8/6).

Seorang aktivis bernama Shadaab Patel mengatakan, bahwa pada Mei lalu ia telah menyarankan adanya adopsi dari masjid-masjid. Menurutnya, jika beberapa orang Muslim yang makmur di suatu wilayah mengadopsi masjid lokal, kondisi para imam dan muazin dapat ditingkatkan secara signifikan.

"Saya mengatakan kepada pengurus masjid untuk mendapatkan sertifikat 80-G segera untuk mendorong para donor yang dapat memanfaatkan pajak setelah mereka membantu masjid," kata Patel. 

 

Terpopuler