REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pemerintah Turki mengecam Austria karena menutup tujuh masjid dan mengusir puluhan imam masjid. Salah satu masjid yang ditutup adalah masjid yang dikelola kelompok pemuda Grey Wolves, sebuah kelompok nasionalis Turki. Masjid ini ditutup karena tidak memiliki izin.
Sedangkan enam masjid lainnya merupakan masjid yang dikelola kelompok Muslim Arab. Sesuai pernyataan pemerintah, masjid yang berafiliasi dengan asing akan ditutup.
Menurut juru bicara Presiden Turki Tayyep Erdogan, Ibrahim Kalin, kebijakan ini merupakan sebuah gerakan islamofobia, rasialis dan diskriminatif di Austria. "Praktik-praktik ideologis pemerintah Austria melanggar prinsip-prinsip hukum universal, kebijakan integrasi sosial, hak minoritas dan etika koeksistensi," kata Ibrahim Kalin dalam Twitter-nya.
Alasan pemerintah Austria menutup masjid dan mengusir Islam karena mereka didanai kelompok agama dari luar negeri. Mereka juga mencurigai adanya Islam radikal di masjid tersebut.
Pemerintah Austria yang berkuasa saat ini adalah koalisi aliansi konservatif kanan. Mereka membuat kebijakan krisis yang terjadi di Eropa akibat adanya imigran dan pengungsi sehingga mereka berjanji mencegah masuknya imigran baru dan pengungsi.
Langkah penutupan masjid dan pengusiran imam ini merupakan bagian dari undang-undang Islam yang disahkan 2015 lalu. Pemerintah Austria melarang pendanaan asing dari kelompok agama. Selain itu organisasi Islam di Austria harus bertanggung jawab menyebarkan berita positif mengenai negara dan masyarakat Austria.
Pernyataan penutupan dan pengusiran imam masjid dilakukan oleh Kanselir Austria Sebastian Kurz dalam konferensi pers di Wina, Austria, Jumat (8/6). "Muslim yang memiliki pandangan politik Islam dan memiliki kecenderungan radikal tidak memiliki tempat di negara kita," kata dia.
Wakil Kanselir Heinz Christian juga sepakat dengan pernyataan Kurz, dan menyebutkan langkah ini baru permulaan. Mereka berencana mengusir 60 imam masjid yang tergabung dalam Uni Islam Turki untuk Kerja sama Budaya dan Sosial di Austria (ATIB). Kelompok ini memang dikenal dekat dengan pemerintah Turki.
Tak hanya diusir, imam masjid tersebut juga akan mengalami penolakan visa karena menerima dana asing. Sebuah selebaran pemerintah menyebutkan saat ini sudah 40 imam yang terdata, 11 diantaranya sedang diperiksa dan dua diantaranya mendapatkan putusan negatif.
Juru bicara ATIB Yasar Ersoy mengakui imam masjid yang berada di organisasi mereka dibayar oleh Diyanet, sebuah otoritas agama di Turki. Tetapi mereka sedang berusaha mengubah aturan tersebut.
"Kami saat ini sedang bekerja agar imam yang ada dibayar dari dana di dalam negeri," ujar dia.
Austria merupakan negara dengan jumlah penduduk sekitar 8,8 juta orang. Sekitar 600 ribu di antaranya bergama Islam. Sebagian besar dari mereka adalah warga Turki atau memiliki keluarga yang berasal dari Turki.
Baca juga: Austria Tutup 7 Masjid, Ini Alasannya